Peringati Sumpah Pemuda, Aksi Muda Jaga Iklim Adakan Parade Monster Plastik, Apa Itu?
Sekitar 65 ribu pemuda berpartisipasi dalam Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024. Memperingati Hari Sumpah Pemuda, puncak aksi tersebut diadakan serentak di 1.285 lokasi pada 26 Oktober 2024.
Hal itu menjadi tanda semangat kolektif anak muda untuk menanggapi dampak perubahan iklim yang semakin mendesak. AMJI 2024 diadakan oleh komunitas Penjaga Laut, EcoDefender, dan Yayasan EcoNusa, juga mengadakan Parade Monster Plastik di lima kota pada Sabtu (26/10/2024) dan Ahad (27/10/2024).
“Kami merasa perlu adanya aksi yang terus berkelanjutan dengan motor penggeraknya adalah anak-anak muda. AMJI juga mengedepankan isu lingkungan sekitar kita yang dapat disuarakan, melalui aksi nyata secara spesifik,” kata Koordinator Nasional Penjaga Laut, Erwin Falufi Irianti, di Tangerang Mangrove Center, Sabtu (26/10/2024).
Tangerang Mangrove Center menjadi salah satu titik aksi AMJI. Sekitar 200 peserta melakukan aksi menanam 5.000 bibit mangrove, menyemai 3.100 batang mangrove, dan membersihkan sampah di sekitar Pantai Teluk Naga.
Tahun ini, sebanyak 85 komunitas dan organisasi bergabung menjadi kolaborator dan puluhan ribu relawan bergabung di semua titik aksi di berbagai wilayah di Indonesia. Mereka terdiri dari kalangan pemerintah, pemuda, komunitas, dan sektor swasta.
Kegiatan yang dilakukan pun beragam. Di antaranya penanaman 18.400 mangrove dan 24.245 pohon, pembagian 21.680 bibit tanaman, penyemaian 450 bibit, aksi bersih-bersih sampah, transplantasi 60 anakan terumbu karang, pelepasan 115 tukik, pembuatan ecobrick, dan diskusi mengenai efek pemanasan global.
Menurut Erwin, banyak pemuda yang resah terhadap kondisi perubahan iklim. Anak muda adalah kelompok paling merasakan dampak perubahan iklim.
Hal itu terkonfirmasi oleh laporan The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index’ dari UNICEF pada 2021. Laporan itu menyebutkan, dari peringkat negara dengan tingkat paparan dan kerentanan anak terhadap perubahan iklim, anak-anak Indonesia termasuk yang paling rentan di dunia.
Menurut CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar, Indonesia adalah negara yang paling rawan terdampak perubahan iklim. “Untuk menghentikan laju perubahan iklim ini tidak bisa dilakukan oleh kita sendiri, tapi harus dilakukan bersama-sama, berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk anak muda, pemerintah, swasta, organisasi,” ujar Bustar.
Kepala Badan Kesatuan Pemangku Hutan Serang, Perum Perhutani, Ronald Makabory, menyambut baik upaya anak muda menjaga lingkungan hidup. Terutama dengan menanam mangrove untuk mengurangi gas rumah kaca.
“Sekarang negara kita sedang berupaya mencapai NDC (Nationally Determined Contribution/Target Kontribusi Nasional) salah satunya dengan penanaman mangrove. Jadi kami sangat mengapresiasi teman-teman AMJI melakukan kegiatan ini,” ujar Ronald.