Pucat Pasi yang tak Jelas dari Mana
Oleh Abdullah Muzi Marpaung, Dosen Teknologi Pangan Universitas Swiss German, Pencinta Bahasa Indonesia
"Mei Mei pucat pasi karena terpukau dalam ketakutan yang indah." (Andrea Hirata, Sang Pemimpi, 2006)
Tujuh pilihan istilah tersedia dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan “pucat sekali”, yaitu pucat lesi, pucat kesi, pucat lesu; pucat manai; pucat pasi; pucat benihan; dan pucat pudar (KBBI, 2016). Lima istilah terakhir dirujuk ke pucat kesi, sementara pucat lesi merupakan istilah yang diberi keterangan paling lengkap. Jadi, tampaknya pucat kesi dan pucat lesi merupakan istilah yang paling disarankan untuk menyatakan “pucat sekali.”
Tidak semua dari istilah tersebut mempunyai sejarah penggunaan yang panjang. Bahkan pucat kesi, salah satu istilah yang paling disarankan, belum tercantum paling tidak hingga KBBI versi tahun 2008. Demikian pula halnya dengan pucat benihan.
Pucat lesi merupakan istilah yang paling banyak disebut dalam kamus lama dan dalam bahasa Belanda diterjemahkan sebagai doodsbleek yang secara harfiah berarti pucat kematian (Pijnappel 1875; Klinkert 1885; Van Ronkel 1926; Ridderhof 1936; dan Lameijn 1938). Dalam bahasa Inggris pucat lesi diterjemahkan sebagai extreme pallor, pale as death (Wilkinson, 1901) yang kurang lebih sama artinya dengan yang dalam bahasa Belanda.
Yang juga menarik ialah terjadi perubahan makna pada kata lesi. Pada KBBI kata ini diartikan sebagai putih benar; pucat. Sementara oleh Wilkinson (1901) lesi diterangkan sebagai spiritless; despairing unwillingness to fight, as the result of many defeats (semangat yang padam, keengganan yang sangat untuk berjuang, akibat dari banyak kekalahan) yang diadopsi oleh Klinkert (1916) dalam bahasa Belanda sebagai vernederd, vernedering; geheel ontmoedigd, ongeneigd om verder te vechten.
Secara singkat lesi dalam kamus lama memiliki makna yang berdekatan dengan lesu. Tampaknya lesi pada KBBI berakar pada kata leseh yang merupakan prakategorial dan digunakan dalam gabungan kata putih meleseh yang berarti sangat pucat atau pucat seperti orang sakit (Wilkinson 1901; Klinkert 1902).
Kamus Wilkinson adalah yang paling banyak menyertakan pucat dalam bentuk gabungan kata. Selain pucat lesi, pada kamus tersebut terdapat pula pucat manai, pucat pudar, pucat lesu.
Akan tetapi, berbeda dengan KBBI yang menggolongkan mereka sebagai sinonim, Wilkinson memberi arti yang tak sama untuk masing-masing. Pucat manai berarti pucat yang disebabkan oleh peradangan; warna daging yang meradang; pucat pudar berarti pucat di pipi dan tidak bercahaya di mata; dan pucat lesu berarti pucat karena kelelahan.
Bagaimana dengan pucat pasi yang merupakan istilah untuk pucat sekali yang paling banyak digunakan, baik oleh awam maupun para sastrawan? Tidak berhasil ditemukan satu pun kamus lama yang memuat pucat pasi, selain kamus Poerwadarminta.
Akan tetapi, ada satu keterangan yang boleh jadi relevan pada kamus Melayu-Inggris susunan Marsden (1812). Dalam kamus tersebut terdapat istilah pucat-pucat basi yang dideskripsikan sebagai of a paleness like that of mould or fungus (pucat seperti jamur atau cendawan).
Istilah pucat seperti cendawan juga termuat pada kamus Pijnappel (1875), walau tidak dikaitkan dengan basi atau pasi. Kajian yang lebih mendalam diperlukan untuk melacak dari mana dan bila pucat pasi bermula.