Pitan

Pernah Diminta Ganti oleh Monako, Bendera Merah Putih Juga Pernah Ditolak Perwakilan Politik Papua

Kisah bendera Merah Putih, selain pernah diminta digani oleh Monako karena sama dengan bendera Monako, ternyata juga pernah ditolak perwakilan politik Papua. Menurut perwakilan ini, orang Papua/Irian, tidak mau melihat bendera Merah Putih, karena orang Papua/Irian tidak mau berintegrasi dengan Indonesia (foto ilustrasi: antara/republika).
Kisah bendera Merah Putih, selain pernah diminta digani oleh Monako karena sama dengan bendera Monako, ternyata juga pernah ditolak perwakilan politik Papua. Menurut perwakilan ini, orang Papua/Irian, tidak mau melihat bendera Merah Putih, karena orang Papua/Irian tidak mau berintegrasi dengan Indonesia (foto ilustrasi: antara/republika).

Pada 1950, Muh Yamin menjadi anggota delegasi Indonesia untuk perundingan mengenai Papua/Irian (Nieuw Guinea) di Belanda. Sebagai juru bicara, Yamin menyatakan agar Belanda menyerahkan Papua/Irian ke Indonesia sebelum 27 Desember 1950. Yamin juga menyatakan badanya keinginan bahwa Papua/Irian bergabung dengan Indonesia.

Oohya! Baca juga ya:

Monako Meminta Indonesia Ganti Bendera Merah Putih, Begini Penjelasan Muh Yamin

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kata Muh Yamin pada 1951, Merah-Putih Sudah Ada di Nusantara Sejak 6.000 Tahun Lalu

Pada 17 Agustus 1945 Bendera Merah Putih Dikibarkan di Tiang Bambu Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Tanpa Persiapan, Siapa yang Siapkan Bambu untuk Pengerekan Bendera pada Proklamasi Kemerdekaan?

Jika lewat tanggal itu belum ada penyerahan kedaulatan kepada Indonesia, Indonesia tidak menjamin keamanan kepentingan Belanda di Indonesia. Yamin juga menyatakan, bendera merah putih telah dikibarkan di Papua/Irian.

Namun, perwakilan politik Papua/Irian yang juga ada di Belanda keberatan dengan pernyataan Yamin. “Bahwa, kata Pak Yamin, sebelum penyerahan kedaulatan di Papua, bendera Merah Putih telah berkibar adalah kebohongan. Orang Papua tidak mau melihat bendera Merah Putih di Papua. Kata-kata dan tindakan Tuan Yamin memperkuat tekad rakyat Papua untuk menentang penyerahan kedaulatan dari Nieuw Guinea ke Indonesia....” Demikian bunya pernyataan politik dari perwakilan politik Papua.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:

Eindhovensch Dagblad, 31 Oktober 1950

Provinciale Overijsselsche en Zwolsche Courant, 2 November 1950

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com