Ini Cara Perempuan Melayu Hadapi Lelaki Muda Melayu yang Habiskan Waktu di Kedai Kopi
Banyaknya anak muda Melayu yang menghabiskan waktu dengan ngopi di kedai kopi, membuat perempuan Melayu di Semenanjung Malaya menganggap laki-laki telah berbuat zalim. Di Malaya pada 1930-an, hanya laki-laki yang diberi kesempatan menempuh pendidikan, tetapi setelah itu banyak dari mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kedai-kedai kopi.
Oohya! Baca juga ya:
Kedai Kopi Pernah Menjadi Persoalan di Semenanjung Malaya
Kopi Tubruk di Kamp Interniran Boven Digoel
Majalah Guru edisi Agustus 1934 mencatat hal itu:
Setengah kaum perempuan telah berfikir laki-laki itu zalim. Ianya sahaja yang boleh berpelajaran, ianya sahaja yang boleh bekerja dan ianya juga yang boleh bebas sekehendak hati. Ada setengahnya pula telah mengecutkan hati perut laki-laki menyuruh laki-laki itu masak nasi, membasuh lampin, membela anak dan segala-segalanya yang diperbuat oleh perempuan.
Karenanya, penulis di majalah ini menyeru agar kaum perempuan menuntut juga pendidikan.
Kerana tuan-tuanlah (perempuan yang terpelajar) akan menjadi kongsi anak-anak laki yang berpelajaran juga, yang mana mereka itu tiap-tiap hari ada membuka mata memandang kamu akan jadi bakal isterinya. Kalau kamu sekiranya menjadi ahli (isteri) mereka yang berpelajaran dan sama-sama bekerja makan gaji misalnya (kalau makan gaji!), amat benar kamu ada rupa menyuruh dan mengarah orang laki-laki membasuh lampin anak kamu di rumah atau membasuh periuk belanga di dapur, atau tukang cuci kain baju.
Jika perempuan berpendidikan, kemudian bekerja dan memiliki gaji, tak ada salahnya menggaji laki-laki yang memilih menghabiskan waktu di kedai-kedai kopi. Kata penulis itu:
-- apa salah kalau laki-laki yang tiada bekerja melangut-langut di kedai kopi itu diberi gaji jadi orang suruhan kamu, daripada ia membuang-buang masa melepak jadi hamba perut di rumah ibu bapanya atau jadi kutu embun.
Ia memberi nasihat lagi agar kaum perempuan:
Jangan lagi disempitkan fikiran gaduhkan pelajaran. Gaduhkan laki-laki hendak disuruh mengelak kerja perempuan dan sebagainya. Jangan cuak semuanya boleh!
Priyantono Oemar