Mari Kita Sebut Generasi Baby Boomer Sebagai Generasi Anak Orla
Oorlam masih dicatat di dalam Kamus Belanda-Indonesia (Cetakan IV, 2017) terbitan Gramedia-KITLV Jakarta. Tapi, pengertiannya tidak lagi sebagai orang lama, sebutan untuk kelasi-kelasi senior di kapal Belanda.
Di masa lalu, jika kelasi-kelasi yunior bangsa Indonesia tidak becus membagikan jenewer ke penumpang, tugas diberikan kembali kepada kelasi senior bangsa Indonesia yang sering disebut sebagai oorlam (orang lama). “Oorlam berasal dari kata orang lama, dalam arti ‘orang yang berpengalaman’,” kata Faqir Oemar di dalam tulisannya di Java Bode, Oktober1896.
Lama-lama, oorlam diartikan sebagai “ransum jenewer (untuk para kelasi)”. Itulah arti yang dicatat di dalam Kamus Bahasa-Belanda terbitan Gramedia-KTILV Jakarta itu.
Di Indonesia, ada ‘orla’, kependekan dari Orde Lama, sebutan untuk masa pemerintahan Sukarno. Masa ini sekaligus ditengarai sebagai masa terjadinya ledakan kelahiran bayi di Amerika Serikat, sehingga muncul istilah generasi baby boomer. Yaitu generasi yang lahir setelah Perang Dunia (PD) II, kurun 1946-1964.
Ketika Komisi Pertimbangan Istilah tengah asyik membahas berbagai istilah yang di Glosarium belum diberi kategori, Chusna Amalia, pencatat di Komisi Pertimbangan Istilah, menyodorkan sejumlah istilah/idiom yang ditanyakan padanannya dalam bahasa Indonesia oleh masyarakat kepada Badan Bahasa. Maka, Ketua Komisi Pertimbangan Istilah Meity Taqdir Qodratillah memutuskan untuk menyegerakan pembahasan istilah/idiom yang ditanyakan masyarakat itu. Di dalam daftar itu ada baby boomer.
Komisi Pertimbangan Istilah yang beranggotakan Dora Amalia, Ivan Lanin, Dzien Nuen Almisri, melihat konteks keindonesiaan untuk mendapatkan padanannya. Maka, ketemulah “anak orla” yang diusulkan sebagai padanan. “Istilah baby boomer dipadankan dengan anak orla karena tahun kelahiran generasi baby boomer (1946-1964) hampir bersamaan waktunya dengan Orde Lama (Orla) di Indonesia,” kata Meity dalam Sidang Lengkap Sidang Komisi Istilah (SKI) I 2023 Badan Bahasa, di Jakarta, Jumat (12/5/2023).
Oohya! Baca juga ya:
Ingin Tahu Padanan Istilah Asing? Gunakan Aplikasi Halo Bahasa
Begini Nasib Perempuan Jalang di KBBI Daring yang Sempat Bikin Heboh
Mata Elang Sidang Komisi Istilah (SKI) I 2023
Bos Ajak Staycation, Staycation Ternyata Bukan Wisata Inap, Melainkan Vakantar
Membahas Bodi Bapak-Bapak dan Mak-Mak Macan di Sidang Komisi Istilah (SKI) I 2023
Apa Bedanya Foyer dengan Lorong?
Dibuka Pendaftaran Pemakalah dan Peserta untuk Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII
Untuk Menghargai Masyarakat Melayu, Kongres Bahasa Indonesia (KBI) II 1954 Diadakan di Medan
Mengapa Kongres Bahasa Indonesia (KBI) I Tahun 1938 Diadakan di Solo?
Priyantono Oemar