Selamat Hari Lebaran, Harinya Selamat, Orangnya? Yang Lapar Ya Tetap Lapar
Pada saat bangsa Indonesia merayakan Lebaran, di Eropa, pada November 1939 itu berkecamuk perang. Belanda yang menguasai Indonesia posisinya juga bisa celaka. Dan benar, pada Mei 1940 Belanda dikuasai Jerman dan Ratu Belanda mengungsi ke London.
Selama perang Eropa itu, bangsa Indonesia tentu saja ketar-ketir. Jika Belanda kalah, berarti nasib Indonesia akan ditentukan oleh bangsa lain, dan bisa jadi Indonesia akan dipecah-pecah karena diperebutkan oleh bangsa lain. Karena itu, gerakan Indonesia Berparlemen semakain kencag digaungkan agar Indonesia memiliki pemerintahan sendiri.
Oohya! Baca juga: Lebaran 1939, Rakyat Indonesia Bercakar-cakaran Soal Indonesia Berparlemen.
Dalam suasana Lebaran, membaca berita, Bang Bedjat –penulis “Isi Podjok” Pemandangan, membuat tulisan menggelitik berjudul “Selamat Lebaran” pada edisi Sabtu, 11 November 1939. Lebaran jatuh pada Senin, 13 November 1939. Setelah selesai menahan haus dan lapar selama sebulan, sebelum Lebaran umat Islam akan menyerahkan zakat fitrah untuk disalutkan kepada fakir miskin
Bang Bedjat menulis begini:
Slamet hari Raja,... harinja selamat, manoesianja...ah...helaas, jang lapar tinggal lapar, jang kenjang tinggal kenjang.
Selamat hidoep,... kehidoepannja selamat, nasibnja ja emboeh. Ma’loem biar bang Bedjat sampaiin selamat kalau nggak maoe selamat, tetap nggak slamat, tjoeman bang Bedjat sendiri jang trima pahla, karena doanja.
Bang Bedjat seroe slamat, tapi manoesia (inclusief bang Bedjat) soeka2... sengadja tjari onar mendoa...
Maar, biar onar hidoepnja sehari-hari, kalau hari lebaran, biasanja orang selam pada silatoerahmi, doa mendoa....
Sampai di sini dulu. Mengucapkan Lebaran dalam situasi perang, bang Bedjat bermain kata. “Selamat hari raya, harinya selamat, manusianya ah....” Selamat adalah kata doa. Dalam serial televisi Turki, Kurulus Osman, salamat sering diucapkan untuk mengiringi orang yang akan bepergian. Tapi orang Turki mengejanya menjadi selamet. Mungkinkah ini yang didengar pula oleh orang Jawa di masa lalu, ketika Jawa menjalin hubungan dengan Turki Osmani?
Kemudian Bang Bedjat melanjutkan tulisannya dengan secara implisit menyinggung situasi perang Eropa yang dimulai oleh Jerman:
Wilhelm boleh datang lebaram sama Jesques (sjaak).
Si Anna dari Berlijn boleh lebaran sama Josephine.
Tapi, dasar silatoerahmi eenmaal kaga ada. Kalau ada tentoe sedikitnja... wapenstilstand doeloe dan selama wapenstilstand boeat lebaran,... barangkali bisa didapat djalan boeat damai.
Helaas,... paham lain memang pajah.
Oohya! Ini ada catatan: eenmaal artinya sekali saja, wapenstilstaand artinya gencatan senjata, helaas artinya sayang (seruan penyesalan).
Priyantono Oemar