Pitan

Stunting, Kelebihan Berat Badan, dan Obesitas di Asia-Pasifik Perlu Tindakan Segera

Selain stunting, obesitas juga menjadi masalah serius di kawasan Asia-Pasifik (foto: antara/republika).
Selain stunting, obesitas juga menjadi masalah serius di kawasan Asia-Pasifik (foto: antara/republika).

Stunting menjadi masalah di kawasan Asia-Pasifik. Pada 2021 ada 396 juta orang mengalami kekurangan gizi di Asia Pasifik. Sekitar 1,05 miliar orang menderita kerawanan pangan sedang atau parah. Di sisi lain, angka kelebihan berat badan dan obesitas pada anak dan orang dewasa juga meningkat.

Oohya! Demi Indonesia, baca ini juga ya: Asia-Pasifik Mengalami Kemunduran dalam Mencapai Target Ketahanan Pangan.

“Di antara anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, obesitas terus meningkat di setiap negara di wilayah ini. Negara-negara Kepulauan Pasifik memiliki prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas tertinggi di dunia.” Demikian bunyi dari rilis FAO Representatif Indonesia mengenai laporan dari “Asia and the Pacific Regional Overview of Food Security and Nutrition 2022 – Urban Food Systems and Nutrition”, biasa disingkat sebagai Regional State of Food Insecurity (Sofi), yang diterbitkan oleh FAO, UNICEF, WFP dan WHO.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Hampir 75 juta anak di bawah usia lima tahun di Asia dan Pasifik mengalami stunting, yang merupakan setengah dari total dunia. Sepuluh persen dipengaruhi oleh wasting. Sementara, kualitas diet yang buruk juga mendorong peningkatan keseluruhan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak.

Obesitas merupakan faktor risiko untuk banyak penyakit kronis tidak menular (Non-Communicable Disease/ NCD). Obesitas berdampak besar pada ekonomi nasional dengan mengurangi produktivitas dan harapan hidup serta meningkatkan disabilitas dan biaya perawatan kesehatan. Tidak ada negara di Asia dan Pasifik yang mampu memenuhi target WHA untuk tidak meningkatkan angka obesitas pada orang dewasa.

Biaya untuk mendapatkan pangan sehat memperburuk situasi ini. Di kawasan Asia-Pasifik, pangan sehat tidak terjangkau. Pada sebagian besar negara Asia dan Pasifik, untuk hampir dua miliar penduduk (1,9 miliar orang, yaitu 44,5 persen dari populasi kawasan) tidak memiliki akses pada pangan sehat. Dampak gabungan dari pandemi dan inflasi yang sedang berlangsung telah mendorong biaya rata-rata pola makan sehat menjadi hampir 4 dolar Amerika Serikat per hari (3,98 dolar Amerika Serikat per orang per hari).

Oohya! Demi Indonesia, baca ini juga ya: Stunting, Biskuit, Protein Hewani, dan Ancaman Percepatan Laju Urbanisasi.

Sepanjang tahun, ketika krisis 5F (Food = kekurangan pangan, Feed = pakan ternak, Fuel = bahan bakar, Fertilizer = pupuk, dan Finance = keuangan) meningkat, keempat badan PBB berinisiatif untuk bergandengan tangan di tingkat regional. Tujuannya untuk memberikan dukungan teknis yang terkoordinasi kepada negara dan tindakan.

Ma Roejan

Sumber: Rilis FAO Representatif Indonesia, 24 Januari 2023

Berita Terkait

Image

Turunkan Kasus Tengkes, Ini Alasan Timbang Bayi dengan Timbangan Dacin