Bagaimana Rasa Pinang Sirih? Ini Kata Orang-orang Papua
Benarkah pinang berasa pedas? Ini kata orang-orang Papua.
Pernah mengunyah pinang sirih? Saya pernah. Tahun 2010. Di Manokwari. Pusing. Tapi saya suka jus pinang. Tiap ke Sumatra Barat selalu pesan jus pinang.
Baru mencoba lagi makan pinang pada 2019 di Kambala, Fakfak. Makan pinang kering. Di Jayapura, menurut Christine Sanggenafa disebut pinang gepe. Dosen Antropologi Sosial Universitas Cendrawasih, Jayapura, itu mengatakan, pinang gepe banyak dikonsumsi di daerah selatan, sedangkan di utara lebih menyukai pinang basah.
Dari bangun tidur sampai mau tidur, orang Papua sudah pasti mengonsumsi pinang sirih. “Kalau kerja malam, makan pinang, jadi tidak kantuk,” kata Christine di acara webinar Econusa bertajuk “Mace: Potensi Buah Pinang, dari Tradisi Jadi Siap Ekspor”, Rabu (30/11).
Cara memakannya: pinang dikupas, lalu ambil dagingnya, dikunyah, disusul dengan sirih, lalu kapur, sampai air ludah berwarna merah. Selesai.
Bagaimana rasanya? “Ada pinang bisa rasa pedis, ada pinang yang tidak,” jawab Musa Paitawa, petani pinang di Kampung Molof, Kabupaten Keerom.
“Ada sepet-sepet-nya, kata orang Jawa. Ada pahit-pahitnya sedikit. Tapi itu enaknya, digabung dengan sirih jadi ada rasa mentolnya, pedis sedikit, dan sedikit pahit. Itulah nikmatnya makan pinang,” jawab Karel Yarangga, kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua.
“Awal-awal makan pasti kita rasa pahit, setelah itu jika sudah makan dicampur dengan sirih jadi terasa pedis. Digabung jadi satu, dia punya pahit dan pedis itu hilang. Enak di mulut,” kata Christine.
“Bagi saya, pinang itu tidak pedis sama sekali. Pinang itu rasa hangat ya. Bagi teman-teman yang pertama kali makan mungkin rasa pahit, tapi kalau sudah dicampur dengan sirih dan kapur itu akan rasa hangat. Lama-lama warna dari oranye ke merah,” papar Putri Agrowisata Indonesia 2021 Yokbet Merauje, yang memandu acara webinar.
Oohya! Perlu juga mengeklik ini, jika belum membacanya: Dengan Pinang Sirih Perbincangan di Papua Menjadi Sangat Mengasyikkan.
Priyantono Oemar