Pitan

23 Santri Daqu Karawang Wakafkan Uang dan Lakukan Pengabdian Setahun

Taris Zakaria, santri dari Jambi, mewakili teman-temannya menyerahkan uang wakaf kepada Daqu Karawang. Sebanyak 23 santri Daqu Karawang, Sabtu (29/6/2024) diwisuda, lalu menjalani pengabdian setahun.

Diwakili Taris Zakaria, santri dari Jambi, 23 wisudawan menyerahkan wakaf senilai Rp 23 juta kepada Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an (Daqu) Karawang. Penyerahan dilakukan pada Sabtu (29/6/2024), diterima oleh Ustad Mualifin, mewakili Daqu Karawang.

Hari itu, 23 wisudawan itu mengikuti acara Wisuda Purna Santri Akhir Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) Ulya Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamitah (TMI). Sembilan di antaranya berasal dari Pesantren Daqu Jambi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di Daqu Karawang mereka menempuh pendidikan selama empat tahun. Sebagian besar kemudian menjalani masa pengabdian di Pesantren Daqu di berbagai daerah.

"Setahun pengabdian mengajar di Daqu," ujar Ustad Tahman Arif, kepala Biro Dikdasmentren Daqu Pusat.

Oohya! Baca juga ya:

Kata Gus Dur pada 1987, Kelak Jadi Presiden dan Sarwono Menteri Kelautan

Di antara mereka ada yang harus menjalani pengabdian di Daqu Tarakan, Kalimantan Timur. Beberapa di antaranya ada yang pengabdian mandiri.

"Pengabdian mandiri untuk santri yang dari awal akadnya melanjutkan pendidikan lebih awal," jelas Pengasuh Pesantren Tahfidz Daqu Karawang Ustad Soleh Nurdin.

Yang mengambil pengabdian mandiri adalah santri berbayar. Sedangkan yang menjalankan pengabdian di Daqu adalah santri yang biaya pendidikannya menggunakan dana beasiswa Daqu.

Menurut Soleh Nurdin, wisuda di lingkungan pesantren berbeda dengan wisuda di sekolah umum. Tak ada kemeriahan perayaan seperti melakukan pawai dan corat-coret.

Oohya! Baca juga ya:

Kisah Kader Golkar Sakit dan Petunjuk Bapak Presiden

"Setelah ujian akhir, para santri melakukan sujud syukur. Kebiasaan ini petlu diterapkan di lingkungan masyarakat," kata Sileh.

Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kemenag Kabupaten Karawang H Dadang Hamidi mengingatkan para wisudawan bahwa mereka dikirim ke pesantren bukan dibuang oleh orang tua. Orang tua mengirimnya dengan iringan doa dan tetesan keringat.

Doa orang tua itulah yang menyertai para santri mewujudkan cita-cita. Baik selama di pesantren maupun setelah lulus dari Pesantren Tahfidz Daqu Karawang.

"Kalisn adalah generasi terbaik yang perlu mrnyebarkan kebaikan di luar pesantren," kata Dadang. 

Mulai pertengahan Juli 2024, mereka sudah memulai pengabdian.

Ma Roejan