Pitan

Apa yang Dilakukan Nabi Muhammad Saat Terjadi Gerhana Matahari, Sehingga Para Sahabat Nabi Mencarinya?

Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada 8 April 2024. Pada masa Nabi Muhammad, para sahabat berhenti bekerja lalu mencari Nabi pada saat terjadi gerhana matahari. Apa yang dilakukan Nabi?

Pada 8 April 2024 akan terjadi gerhana matahari total. Meski gerhana ini hanya bisa disaksikan di wilayah Amerika Utara (Amerika Serikat, Kanada, Meksiko), kejadian ini akan mempengaruhi penglihatan bulan sabit.

Pada zaman Nabi Muhammad, ketika terjadi gerhana matahari banyak sahabat Nabi yang mencarinya. Apa yang sedang dilakukan Nabi, sehingga para sahabat Nabi ingin melihatnya?

Gerhana matahari pada masa Nabi itu membuat para sahabat Nabi yang sibuk bekerja lantas menghentikan pekerjaannya. Anak-anak kecil yang sedang berlatih memanah juga menghentikan latihannya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya:

Sahabat Nabi yang Masih Kanak Ini Menyelamatkan Unta-Unta Nabi dari Perampokan

Mereka semua mencari Nabi. Jadi, apa yang sedang dilakukan Nabi? Apakah Nabi sedang memperhatikan kemunculan bulan sabit?

Tentu saja tidak, sebab gerhana matahari pada zaman Nabi itu tidak terjadi menjelang Lebaran seperti yang akan terjadi dengan gerhana matahari total pada 8 April 2024.

Gerhana matahari total pada 8 April 2024 itu diprediksi akan mempengaruhi penampakan bulan sabit. Bulan sabit kemungkinan tak akan bisa dilihat pada tanggal 8 April, dan baru bisa dilihat pada 9 April.

Seperti dikutip Gulfnews pada 17 Maret 2024, Ketua Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab Ibrahim Al Jarwan mengatakan, munculnya bulan sabit Syawal bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari total pada tanggal 8 April 2024. Pada tanggal 8 April 2024, bulan sabit akan susah diamati.

Bulan sabit baru akan bisa dilihat pada 9 April 2024. Artinya, Lebaran disepakati jatuh pada 10 April 2024.

Oohya! Baca juga ya:

27 Maret Soeharto Jadi Presiden, Ini Nasib Istana Kepresidenan

Lalu, apa yang membuat para sahabat Nabi berbondong-bondong mencari Nabi Muhammad pada saat terhadi gerhana matahari? Para sahabat Nabi hanya ingin memastikan dan memperhatikan hal-hal yang dilakukan pada saat rejadi gerhana matahari.

Apa yang diperbuat oleh Nabi Muhammad? “Beliau mendirikan dua rakaat Shalat Kusuf (Shalat Gerhana) yang sangat panjang, sehingga sebagian orang mengikutinya terjatuh pingsan,” kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi.

Nabi Muhammad menangis dalam shalatnya. Nabi pun memanjatkan doa.

“Ya Rabb, bukankah Engkau telah berjanji bahwa engkau tidak akan menyiksa mereka selagi aku masih bersama mereka, dan Engkau juga berjanji tidak akan mengazab mereka selama mereka beristighfar.”

Doa Nabi Muhammad dalam Shalat Kusuf itu ada dalam Alquran Surah Al-Anfaal, ayat 33. “Dan Allah sekali-sekali tidak akan mengazab mereka selama kamu berada di antara mereka. Dan Allah tidak akan mengazab mereka selagi mereka beristighfar.”

Selesai Shalat Kusuf, Nabi memberi nasihat. Yaitu agar mengerjakan shalat dengan perasaan takut ketika terjadi gerhana matahari atau bulan.

Oohya! Baca juga ya:

27 Maret, Lahir Tiga Bayi Tabung Kembar Program Tien Soeharto di RSAB Harapan Kita

“Seandainya kalian mengetahui keadaan hari akhirat seperti yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Jika terjadi lagi peristiwa seperti inu, dirikanlah shalat, berdoa, dan bersedekahlah,” kata Nabi.

Hal serupa juga dilakukan Nabi Muhammad ketika siang tiba-tiba menjadi gelap. Gelap pada siang hari itu bisa karena datang angin ribut.

“Sayidina Abu Darda’ RA juga bercerita, Jika terjadi angin ribut, biasanya Baginda Rasulullah SAW akan merasa takut dan segera pergi ke masjid,” kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi.

Ma Roejan

Sumber rujukan:
Kitab Fadhilah Amal, karya Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
[email protected]