Anak Sultan Agung Ini Memang Berbeda dengan Ayahnya dalam Urusan Wanita untuk Dijadikan Istri
Pada 1674, Amangkurat I berusia 55 tahun. Kondisi fisiknya sudah melemah, tetapi masih senang mencari wanita muda yang cantik untuk dijadikan selir.
Berbeda dengan ayahnya, Sultan Agung, Amangkurat I memang sejak remaja sudah tergila-gila dengan wanita. Pada 1637, saat usianya 18 tahun ia menculik istri Tumenggung Wiroguno lalu ia nikahi tanpa sepengetahuan Sultan Agung.
Pada 1674, ia menculik istri kedua anak penguasa Jepara Wiraatmaka untuk dijadikan selir. Istri kedua anak Wiraatmaka ini juga masih muda dan cantik.
Oohya! Baca juga ya:
Mengapa Anak Sultan Agung Ini Memberi Hukuman Mati kepada Mertua yang Menjadi Penguasa Jepara?
Ia melakukan itu kaena, selir-selir yang ia punyai di masa tuanya itu tidak ada yang sesuai dengan selera hatinya. Tentu saja Amangkurat I harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkans elir yang muda dan cantik.
Amangkurat I harus mengeluarkan biaya mencapai 10 ribu riyal untuk satu selir. Pengeluaraannya untuks elir-selir itu hampir menyamai selurub pendapatnnya setiap tahunnya.
Para wanita itu menjadi selir hanya untuk beberapa waktu. Setelah bosan, anak Sultan Agung itu akan memberikannya kepada pejabat keraton dengan diberi uang pesaangon.
Pada 1677, Amangkurat I meninggal dunia. Di pengujung hidupnya itu, Amangkurat I benar-benar boros.
Selain mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan selir yang muda dan cantik, Amangkurat I juga masih memperhatikan penampilannya. Maka, ia jual kuda-kudanya untuk dipakai membeli tekstil dari luar negeri.
Oohya! Baca juga ya:
Padahal pada 1674-1676 itu, Mataram sedang mengalami kesulitan pangan. Beras yang tersedia tak mencukupi kebutuhan pada 1675. Gunung Merapi yang meletus pada 1672 menjadi salah satu sebab sawah-sawah belum bisa ditanami padi.
Selain itu, musim juga sedang tidak bersahabat. Hujan turun tidak pada waktunya membuat padi juga gagal panen.
Di antara raja-raja Mataram, Amangkurat I memang terkenal memiliki banyak selir. Ia pernah mengurung 43 selirnya pada 1660-an setelah permaisuri yang sangat ia cintai meninggal dunia.
Selir-selir itu, kata Dr HJ de Graaf, “Ditahan di suatu tempat tertentu tanpa diberi makan atau minum, dan siapa saja yang kelaparan.”
Di antara 43 selir itu ada 350 dayang yang nasibnya juga sama dengan selir-selir itu. Ada kebiasaan di kerajaan-kerajaan Jawa pra-Islam, jika istri raja meninggal, maka dayang-dayangnya juga harus ikut meninggal.
Raja bisa mengeluarkan perintah untuk membunuhnya, jika mereka tidak bunuh diri secara sukarela. Bunuh diri sukarela itu bisa dilakukan dengan cara menceburkan diri di laut.
Oohya! Baca juga ya:
Apakah Moh Husni Thamrin Disuntik Mati oleh Belanda?
Rupanya, kebiasaan pra-Islam itu juga dilakukan oleh Amangkurat I terhadap selir-selir dan dayang-dayangnya. Dayang-dayang itu bisa dikubur hidup-hidup di sisi kuburan sembahannya.
Untuk mendapatkan permaisuri baru pengganti permaisuri yang sudah meninggal, yang dilakukan anak buah Amangkurat I adalah juag menculik wanita-wanita muda dan cantik untuk dipilih sebagai permaisuri.
Penculikan wanita-wanita untuk dijadikan pemaisuri dilakukan pada 1668. Memang, dalam urusan wanita yang akan dijadikan istri, Amangkurat I berbeda dengan ayahnya, SUltan Agung.
Kendati begitu, SUltan Agung tetap memilihnya sebagai penggantinya. Sultan Agung memaklumi perilaku anaknya itu sebagai kenakalan anak muda ketika pada usia 18 tahun menculik istri Tumenggung Wiroguno.
Ma Roejan
Sumber rujukan:
Runtuhnya Istana Mataram karya Dr HJ de Graaf (1987)
Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator
Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.
Redaksi
[email protected]