Lincak

Meliput Kongres Pemuda, WR Supratman Dapat Inspirasi untuk Lagu 'Indonesia Raya'

Diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat,memperlihatkan patung WR Supratman sedang menggesek biola membawakan lagu Indonesia Raya di Kongres Pemuda Indonesia Kedua 1928. Lagu itu dia ciptakan setelah mendapat inspirasi dari Kongres Pemuda Indonesia Pertama 1926 (foto: ronggo astungkoro/republika).
Diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat,memperlihatkan patung WR Supratman sedang menggesek biola membawakan lagu Indonesia Raya di Kongres Pemuda Indonesia Kedua 1928. Lagu itu dia ciptakan setelah mendapat inspirasi dari Kongres Pemuda Indonesia Pertama 1926 (foto: ronggo astungkoro/republika).

Meliput untuk Sin Po, WR Supratman benar-benar menyimak pidato-pidato yang disampaikan di Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Ia terpikat pada pidato M Tabrani, ketua panitia, dan Soemarto, sekretaris panitia.

Oohya! Baca juga ya:

Bukan Sin Po yang Memuat Pertama Kali Lagu 'Indonesia Raya', Melainkan Koran di Bandung

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada 17 Agustus 1945 Bendera Merah Putih Dikibarkan di Tiang Bambu Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Pada saat istirahat persidangan Kongres, Supratman menemui Tabrani:

Mas Tabrani, saya terharu kepada semua pidato yang diungkapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Teristimewa Pidato Mas Tabrani dan Sumarto. Dan cita-cita satu nusa satu bangsa yang digelari Indonesia Raya itu, saya akan buat. Dan namanya Indonesia Raya.

Dalam laporannya di Sin Po yang dimuat ulang oleh Darmo Kondo, Supratman menyinggung persatuan Indonesia Raya ini di alinea pertama laporannya. Ia menulis:

Congres moelai djam 8 dan berenti djam 11 setengah lebih. Selama congres tidak koerang dari 20 orang jang berbitjara atas nama perkoempoelan atau boeat persoonlijk (atas nama sendiri), dalam mana banjak pembitjara ada jang menjerang, ada jang menambah tjita2 dari itoe comite Indonesia Jeugd-beweging tentang “Groot Indonesisch Eenheid”, persatoean tjita tjita Indonesia boeat dapatkan kemadjoean dan kemerdekaan.

Ketika membuka Kongres Pemuda Indonesia Pertama, Tabrani menyatakan, kongres diadakan untuk tujuan meletakkan dasar bagi persatuan Indonesia. Yaitu Indonesia yang dipandang dalam hubungan dunia yang besar. Tabrani sudah menyebut Indonesia Raya sejak di alinea pertama pidatonya. Lalu di bagian tengah pidatonya, ia menegaskan kembali ide Indonesia Raya. Menurut Tabrani, semboyan “bangun menuju persatuan Indonesia” makin nyaring berkumandang:

Dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar Gerakan Pemuda, sejak lahirnya organisasi-organiasi pemuda sebagai Jong Java, Jong Sumatranen Bond dan lain-lain, dapat dilihat timbulnya satu aspirasi, yang secara singkat dapat kita sebut cita-cita “menuju Persatuan” atau “Indonesia Raya”.

...

Di bawah pimpinan saudara Tabrani yang dipilih sebagai ketua panitia kongres, kita memulai pekerjaan dengan didjiwai pikiran bahwa kita sedang giat menyumbangkan kekuatan kepada sesuatu yang bertujuan pertumbuhan dan perkembangan tanah air, yaitu Indonesia Raya.

Sedangkan Soemarto, ketika menutup pidatonya, berteriak lantang:

Pemuda-pemuda Indonesia, bangunlah menuju persatuan, bangkitlah menuju Indonesia Merdeka.

Sebelumnya, Soemarto menegaskan:

...sebagai putera Indonesia cita-cita kita haruslah Indonesia Raya.

Itulah bagian-bagian pidato Tabrani dan Soemarto, yang menurut Bambang Sularto, telah menginspirasi Supratman untuk mencipta lagu “Indonesia Raya”. Supratman sangat terkesan oleh slogan “bangun menuju persatuan Indonesia”, tanah air, nusa, bangsa, dan Indonesia Raya yang bermunculan di pidato Tabrani dan Soemarto.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:

Wage Rudolf Supratman karya Bambang Sularto (1980/1981).

“Pidato Pembukaan Ketua Panitia Kongres” karya M Tabrani dalam Laporan Kongres Pemuda Indonesia Pertama di Weltevreden 1926 (1981).

“Gagasan Persatuan Indonesia” karya Soemarto dalam Laporan Kongres Pemuda Indonesia Pertama di Weltevreden 1926 (1981).