Energi Baru dan Terbarukan, SNSU BSN Kembangkan Standar Pengukuran di Bidang Energi
Intensitas radiasi matahari di Indonesia cukup tinggi. Rata-rata sekitar 1,7 kWh per meter persegi per tahun. Ini potensi sebagai sumber energi baru dan terbarukan.
Menurut Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia (SNSUTK) Badan Standardisasi Nasional (BSN) Ghufron Zaid, sumber energi surya, khususnya fotovoltaik (PV), memiliki potensi lingkungan yang besar sebagai energi terbarukan. Sumber energi surya menempati porsi tertinggi ketiga setelah air dan panas bumi.
“Sumber energi surya ditargetkan 6,5 GW yang setara dengan sekitar 24 juta modul PV terpasang,” terang Ghufron Zaid dalam Webinar Metrologi “Sosialisasi Panduan Kalibrasi Kalibrator Tegangan DC”, Jumat (27/10/2023).
Oohya! Baca juga ya:
Tanggal 27 Oktober 2023 merupakan Hari Listrik Nasional. Pemerintah telah menetapkan target porsi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi pada 2025 sebesar 23 persen.
Untuk mencapai target ini memerlukan pembangkit listrik dari EBT sekitar 45,2 GW. Dari setiap modul PV yang terpasang, terdapat setidaknya lima rantai proses yang dilalui.
Pertama, kontrak dan tendering yang didasari oleh persyaratan mutu. Kedua, pabrikasi atau penyediaan yang dijamin kualitasnya.
Ketiga, perencanaan yang didesain mumpuni. Keempat, instalasi dan komisioning yang andal. Kelima, operasi, perawatan, dan monitoring yang berkesinambungan.
Dari setiap proses tersebut, memiliki aspek kemetrologian. Maka, Laboratorium SNSU BSN mendukung kebijakan energi nasional terkait EBT dengan mengembangkan ruang lingkup kalibrasi standar.
Oohya! Baca juga ya:
Selain Menjadi Ulama di Grobogan, Ki Ageng Selo Juga Dikenal Sebagai Pujangga
Hal itu diperlukan untuk pengukuran tegangan listrik, arus listrik, resistansi insulator, daya listrik dan energi listrik yang diperlukan. Pengukuran akan menjadi penilaian kesesuaian terhadap sspek metrologi kelistrikan dari modul PV.
Laboratorium SNSU BSN juga sedang melakukan peningkatan kapasitas kemampuan pengukuran dalam ruang lingkup kalibrasi standar radiometri dan fotometeri. Peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat memberikan layanan baru untuk mengkarakterisasi Solar Simulator yang digunakan pada pengujian modul PV.
“Pengukuran yang akurat, reliabel dan tertelusur dari gas rumah kaca dan polutan menjadi basis yang penting untuk mendukung pemantauan dan penurunan emisi dalam upaya mencapai target Net Zero Emission,” ujar Ghufron.
Penyediaan data-data pemantauan gas yang akurat dan valid menjadi sangat penting bagi pemerintah. Pemantauan itu berpedoman pada legalitas/regulasi mengenai ambang batas emisi gas di udara atmosfer untuk memutuskan kebijakan lingkungan yang tepat.
Untuk itu, instrumen/peralatan pengukuran yang beroperasi di sistem pemantauan emisi di industri dan stasiun pemantauan kualitas udara di wilayah Indonesia harus dipastikan telah dikalibrasi. Untuk mendapatkan data dengan keakuratan yang tinggi, diperlukan bahan acuan campuran gas yang tertelusur (Certified Reference Material-CRM).
Oohya! Baca juga ya:
Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Direktorat SNSU TK BSN tersebut, disosialisasikan Panduan Kalibrasi Kalibrator Tegangan DC. Menurut Ghufron, panduan kalibrasi ini oleh SNSU-BSN sebagai bagian dari inisiatif untuk menyelaraskan praktik kalibrasi di berbagai laboratorium yang memiliki kepentingan dalam menjamin validitas.
Sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2017 tentang persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi, laboratorium harus menggunakan metode pengukuran yang sesuai. Salah satu metode yang direkomendasikan adalah metode yang diterbitkan oleh organisasi bereputasi baik.
Ma Roejan