Baru Sesaat Mengajar, Kenapa Kartini Tinggalkan Murid?

Gagal bersekolah di Belanda, Kartini malah mendirikan sekolah di rumah di Jepara. Ia melakukan hal itu atas saran Menteri Pendidikan Hindia Belanda JH Abendanon.
“Sampaikan terima kasih kami kepada tuan atas nasihatnya, agar kami segera mulai, walaupun tidak berijazah,” tulis Kartini di surat yang ia tujukan kepada RM Abendanon, istri JH Abendanon. Tertanggal 4 Juli 1903.
Kartini mengaku, kegiatan mengajarnya sebagai pekerjaan yang mengasyikkan. Saat mengajar, ia dibantu oleh Roekmini, adiknya, tapi Kartini kemudian tinggalkan para murid karena harus pindah ke Rembang. Mengapa?
Pada 27 Juni 1903, Kartini masih bercerita kepada Dr N Adriani soal rencana meneruskan sekolah ke Belanda yang batal. Ia juga bercerita soal dirinya yang baru sembuh dari sakit.
Ketika bercerita kepada RM Abendanon pada 4 Juli 1903, Kartini menyebut telah memiliki tujuh murid. Mereka anak-anak perempuan.
“Masih ada juga permintaan yanag datang. Senang sekali, bahagia sekali. Dulu kami tak berani mengharap-harapkan akan demikian jadinya,” tulis Kartini.
Anak-anak perempuan itu senang belajar bersama Kartini dan Roekmini. Demikian juga orangtua mereka.
“Murid pertama kali yang pertama-tama ialah anak perempuan pegawai yang paling saleh di daerah ini,” tulis Kartini.
Pada mulanya, Kartini bertemu dengan ibu anak itu. Ia menjelaskan satu dan lain hal mengenai pendidikan.
“Dan hasilnya, suami-istri tersebut mengirimkan anaknya kepada kami,” kata Kartini. Adik anak itu, yang masih berusia lima tahun, juga ingin ikut belajar dengan kakaknya.
“Ya Allah, anak itu belum sampai dapat melihat ke atas meja kalau tidak saya dudukkan di atas bangku kaki dan saya pangku. Anak kecil itu memaksa hendak turut,” lanjut Kartini.
Setelah mereka, datang pula anak-anak perempuan dari kolektur dan anak perempuan dari asisten kolektur. Lalu jaksa di Karimun Jawa juga pengirimkan anak perempuannya untuk belajar di rumah Kartini.
“Cobalah bayangkan, mereka mengirimkan anaknya bersekolah ke luar rumah dan menumpangkan mereka pada keluarga di sini,” kata Kartini. Menurut Kardinah, adik Kartini, di buku Tiga Saudara, jumlah murid Kartini mencapai 15 anak.
