Benarkah Bahasa Berasal dari Jawa?

Dua sosok berbeda jenis kelamin itu ada di semak-semak. Yang satu bersuara: Ooh ooh ooh. Beberapa sosok yang lewat di dekatnya, menggerutu uh uh uh.
Linguis Swedia, Sverker Johansson yang menceritakannya di buku The Dawn of Language (2021) tidak menyebutkan intonasi suara ooh ooh itu, tapi ia menyebut mereka sedang kawin. Mereka adalah dua babun di antara 300-an babun merah yang sore itu sedang berkeliaran di dataran Mali, Afrika.
Di antara mereka ada yang saling berkejaran. Yang jantan meneriakkan eh eh eh yang disambut oleh yang betina dengan suara eh hoo eh hoo. Apakah Homo erectus –yang di Jawa sudah ada sejak 1,8 juta tahun lalu-- juga mengenal bunyi ujaran bahasa: eh?
Sverker Johansson menyebut, bunyi ujaran eh bermula dari ah, lalu eh, kemudian ee, dengan mengubah posisi lidah. Namun, Homo erectus diketahui belum memliki laring, kantong udara di tenggorokan.
Menurut Sverker Johansson, Homo erectus dikenal sebagai spesies yang sudah bisa membuat rencana dan mengenal ujaran bahasa. Spesies sebelumnya belum mengenal hal itu.
Palaentolog UGM, Prof T Jacob, pernah menyebut Homo erectus di Jawa dikenal sebagai Homo erectus tertua. Hidup dari 1,8 juta tahun lalu hingga 40 ribu tahun lalu. Bahkan beberapa sampel yang diuji menunjukkan kepurbaannya hingga 1,9 juta tahun.
Homo erectus merupakan spesies manusia yang berdiri tegak. Fosil Homo erectus di Jawa, disebut juga sebagai Manusia Jawa. Sebagaimana Homo erectus yang ditemukan di Peking, disebut Manusia Peking.
Namun, Homo erectus di Cina itu dikenal hidup pada 700 ribu - 200 ribu tahun lalu. Jauh lebih muda dari Manusia Jawa.
Di Afrika Selatan ditemukan fosil Homo erectus yang lebih tua, yaitu 2 juta tahun lalu. Namun, yang menjelaskan lebih banyak mengenai keberadaan Homo erectus di Afrika adalah Manusia Turkana.
Manusia Turkana merupakan Homo erectus yang ditemukan di Kenya. Hidup pada 1,6 juta – 1,5 juta tahun lalu, lebih muda dari Manusia Jawa.
Spesies sesudah Homo erectus, Homo neanderthalensis, yang hidup di Eurasia 40 ribu tahun lalu, disebut sudah memiliki laring di tenggorokan.
Priyantono Oemar
