Usia Grobogan Hampir 3 Abad, Ini Asal Usul Nama Daerah Tempat Anak Raja Majapahit Dibuang
Kabupaten Grobogan berulang tahun ke-299 pada 4 Maret 2025. Hampir satu abad. Bagaimana asal usul nama daerah tempat anak Raja Majapahit ini dibuang?
Pada 4 Maret 2025, usia Kabupaten Grobogan menginjak 299 tahun. Hampir tiga abad, dihitung sejak pengangkatan Ngabehi Wongsodipo diangkat sebagai bupati Grobogan oleh Susuhunan Amangkurat IV pada 4 April 1726.
Grobogan dikenal sebagai tempat Ki Ageng Selo tinggal dan berdakwah di masa Kerajaan Demak, tepatnya di Desa Selo. Grobogan juga dikenal sebagai daerah tempat dibuangnya Bondan Kejawan, anak Raja Majapahit Brawijaya V, yang menjadi menantu dari Joko Tarub dan bidadari Dewi Nawangwulan.
Asal usul Grobogan juga ada kaitannya dengan Majapahit, yaitu ketika harta dari ibu kota Majapahit dibawa ke Demak. Saat itu, Majapahit runtuh, dan berdiri kerajaan baru di Demak.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Kerajaan itu adalah kerajaan Islam, didirikan oleh Raden Patah, yang tak lain adalah juga anak dari Raja Majapahit Brawijaya V. Namun berbeda ibu dengan Bondan Kejawan.
Semasa Bondan Kejawan dibuangke Grobogan, menurut buku Sejarah Hari Jadi Kabupaten Grobogan (1991), Grobogan menjadi wilayah penting bagi Majapahit. Bondan Kejawan kecil oleh Brawijaya V dititipkan kepada temannya yang tinggal di Desa Tarub di sebelah timur Grobogan.
Teman Brawijaya V yang tinggal di Grobogan adalah Ki Buyut Musarar, yang menjadi abdi Majapahit untuk urusan pengadaan beras. Desa Tarub dan sekitarnya memang menjadi produsen beras yang dipasok ke keratin Majapahit.
“Daerah Getas, Tarub, Medhang Gati, Medhang Kana, Medhang Tantu, dan beberapa desa di sekitarnya dijasikan penghasil padi untuk kepentingan istana.” Demikian yang ditulis di buku Sejarah Hari Jadi Kabupaten Grobogan.
Pada 2024, Jawa Tengah menjadi penghasil padi terbesar ketiga di Indonesia. Grobogan bersama Cilacap, Demak, dan Pati menjadi pemasok yang paling besar untuk total produksi padi Jawa Tengah.
Produksi padi Jawa Tengah mencapai 5,3 juta ton. Satu juta tonnya disumbang oleh Grobogan.
Grobogan juga menjadi tempat istirahat rombongan pembawa harta dari keraton Majapahit menuju Demak. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi pangkal penamaan Kabupaten Grobogan.
