Kendeng

Inilah Sosok Bupati Grobogan yang Pernah Tangkap Tokoh Komunis di Bangkok

Bupati Grobogan R Soekarman beserta istri, 1936. Soekarman saat menjadi kepala reserse polisi Semarang berhasil menumpas pemberontakan komunis di Semarang pada 1926-1927, dan menangkap tokoh komunis di Bangkok pada November 1929. Sumber: de locomotief

Namanya R Soekarman, lahir di Kendal. Ia mendapat pujian koran-koran Belanda karena telah menangkap agitator pemberontakan komunis 1926-1927.

Ia mantri polisi di Semarang yang kemudian menjadi kepala reserse. Setelah menangani pemberontakan komunis dan menangkap tokoh komunis, Soebakat, di Bangkok, ia belajar tata pemerintahan di Batavia selama dua tahun.

Selesai sekolah, ia diangkat menjadi wedana Semarang. Lalu, pada 1933 diangkat menjadi bupati Grobogan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Di kalangan kepolisian, banyak yang menaruh simpati kepadanya, kepergiannya diwarnai kesedihan,” tulis Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie, ketika Soekarman harus meninggalkan kepolisian.

Sejak muda ia gemar belajar bahasa. Selain menguasai bahasa Belanda, ia juga menguasai bahasa Inggris, yang berguna ketika harus ke Singapura dan Bangkok untuk memburu agitator pemberontakan komunis 1926-1927.

Kemampuannya di bidang reserse membuat ia mendapat penghargaan bintang perak setelah menumpas pemberontakan komunis di Semarang. Soebakat, redaktur majalah komunis di Semarang, Api, ditengarai menjadi agitator dari luar negeri sehingga terjadi aksi pemberontakan itu.

Semula Soebakat melarikan diri ke Singapura pada 1925, tapi polisi SIngapura tidak menyukai nya, sehingga ia pindah ke Bangkok. Di Bangkok ia menyamar sebagai tukang gambar.

Polisi Bangkok semula tidak percaya jika di kotanya ada tokoh komunis yang diburu Soekarman. Tetapi penggerebekan rumah Soekarman pada November 1929 itu menemukan banyak bukti aktivitasnya terkait dengan pemberontakan komunis di Padang dan Semarang pada 1916-2917.

Soebakat menganggap dirinya aman di Bangkok dengan penyamarannya. Ia menyimpan semua surat-surat yang membahayakan di rumahnya.

“Hingga tiba-tiba Pak R Soekarman berdiri di hadapannya dan dengan bantuan polisi yang sangat aktif di Bangkok melakukan penggeledahan di rumah temannya Soebakat,” tulis Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie.

Pada awalnya, Soebakat mengaku tidak tahu menahu dengan pemberontakan komunis di Padang dan Semarang. Tapi, setelah ditemukanbukti-bukti, ia tak bisa mengelak lagi.

Berita Terkait

Image

Satu Pesantren di Grobogan Jadi Kristen, Cucu Sang Kiai Kelak Jadi Pendeta

Image

Cucu Kiai di Grobogan Ini Dikenal Sebagai Pendiri Yakkum dan UKSW Salatiga

Image

Usai Cuci Ka'bah Kenapa Bupati Bandung Jadi Orang Keramat?