Bupati Grobogan Pernah Tangkap Sekretaris Tan Malaka, Sarekat Islam Jadi Pintu Masuk Komunis ke Grobogan
Ini lanjutan daftar orang Grobogan yang ditangkap lalu dibuang ke Boven Digoel. Mereka diindikasikan sebagai anggota dan propagandis Sarekat Rakyat Baru yang berhaluan komunis. Komunis masuk ke Grobogan lewat Sarekat Islam yang pecah menjadi Sarekat Islam Merah.
Bupati Grobogan R Soekarman, sewaktu masih menjadi mantri polisi di Semarang, mendapat tugas memburu tokoh komunis di Bangkok. Tokoh itu diindikasikan memiliki hubungan dengan gerakan komunis di Grobogan dan Semarang. Di Bangkok ia menangkap sekretaris Tan Malaka.
Ini daftar lanjutan yang dibuang ke Boven Digoel:
Ronopawiro alias Sariban (35 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Astrodiwirjo alias Ngaridin (30 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Ronddikromo alias Ngadiman (30 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Sikroen (30 tahun), tukang emas, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Troenokromo alias Tariman (33 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Todikrómo alias Njaman (45 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Tokromo alias Sakijo (40 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Singodikromo alias Djariman (45 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Ronogolo alias Samidin (50 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Kartoredjo alias Sagijo (40 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Soerokromo alias Sadijo (60 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Ronoredjo alias Lamin alias Pak Ngaridin (15 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Ronowidjojo alias Jadin (40 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Kalangdosari.
Soerodrono alias Malik (30 tahun), petani, anggota dan propagandis Sarekat Rakyat Baru, dari Panunggalan.
Ngodikromo alias Sombo (60 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Panunggalan.
Kromoredjo alias Maolan (45 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Panunggalan.
Soerosemito alias Latip (67 tahun), petani, pemimpin lingkaran Sarekat Rakyat Baru, dari Tuko.
Masroen alias Lapijo (30 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Tuko.
Matkasan alias Sarkam (50 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Tuko.
Pawirodikromo alias Redjo (40 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Sidorejo.
Matsari alias Pagi (27 tahun), petani, anggota dan propagandis Sarekat Rakyat Baru, dari Sidorejo.
Rokerso alias Siman (40 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Sidorejo.
Kasanngali alias Ngali (40 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Sidorejo.
Karjosemito alias Ramidin (35 tahun), petani, komisaris Sarekat Rakyat Baru, dari Tlogotirto.
Ronosentiko alias Jahman alias Pak Lawijah (50 tahun), petani, anggota Sarekat Rakat Baru, dari Tlogotirto.
Samingoen alias Sadijo (35 tahun), ketua lingkaran tani Sarekat Rakyat Baru, dari Tlogotirto.
Troenosari alias Sono alias Pak Boekari (40 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Tlogotirto.
Tjitrowarsono alias Kamidin (28 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Tlogotirto.
Asngari alias Iksan (44 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Sulursari.
Soenarjo alias Sadijo (27 tahun), petani, komisaris Sarekat Rakyat Baru, dari Sulursari.
Sukarman (24 tahun), petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Sulursari.
Mustari alias Samidin (60 tahun), mantan modin, penganggurn, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Sulursari.
Kartosedono alias Maridin (60 tahun), pedagang dan petani, anggota dan propagandis Sarekat Rakyat Baru, dari Gabus.
Bok Kartosedono alias Moenah (40 tahun), penjaga warung, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Gabus.
Widjojo alias Tarijoen (45 tahun), mantan kamituwa, petani, anggota Sarekat Rakyat Baru, dari Gabus.
Ma Roejan