Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Pasar, Bangsa Melayu Itu yang Mana Sih?
Bahasa Indonesia yang dijunjung sebagai bahasa persatuan di Sumpah Pemuda, menurut pencetusnya, M Tabrani, semula disebut bahasa Melayu gampang. Sering pula disebut Melayu pasar.
Tabrani tidak berani menyebutnya sebagai bahasa Melayu, karena itulah ia sebut sebagai bahasa Indonesia. Bahasa Melayu pasar itu merupakan campuran dari berbagai bahasa, yang berbeda dengan bahasa Melayu yang digunakan oleh bangsa Melayu.
“Manatah bangsa yang boleh kita sebut bangsa Melayu,” tanya PF Dahler di Bintang Timoer pada Januari 1932. Dahler adalah seorang Indo, yang pada 1948 menjadi kepala Balai Bahasa.
Menurut Dahler, pertanyaan itu mudah diajukan tapi sulit dijawab. Ia lalu memberikan penjelasan berdasarkan cerita adat Melayu bahwa bangsa Melayu berasal dari Sumatra Tengah bagian barat.
Dari Sumatra Tengah bagian barat berkembang ke arah timur dan selatan. Ketua bangsanya disebut Iskandar Zulkarnain.
“Nama Melayu itu didapat waktu orang itu mulai memeluk agama Islam, jadi lari dari agamanya yang asli. Dalam bahasa Jawa lari yaitu melayu,” tulis Dahler.
Tapi Dahler tidak percaya dengan cerita ini. Hanya cerita belaka karena tidak sesuai dengan ilmu bahasa.
Ketika orang Eropa datang dan mempelajari ilmu orang timur, kata Dahler, muncullah beberapa teori mengenai asal bangsa Melayu. “Akan tetapi sampai sekarang belum ada teori yang kukuh diterima kaum terpelajar dalam ilmu bahasa dan bangsa,” kata Dahler.
Menurut Dahler, dari beberapa teori itu antara lain ada yang mengatakan bangsa Melayu adalah orang pegunungan dari Ceylon ke Malaka lalu menyeberang ke selatan sampai di Pulau Sumatra. Pegunungan di Ceylon disebut Melaya-rata.
“Dan penduduk tanah tinggi itu namanya orang melayura, daripada perkataan melayura itu terjadi melayu,” kata Dahler.