Sekapur Sirih

Prabowo Ingin Swasembada Pangan. Berani Tiru Orang Dayak dan Orang Papua?


Orang Papua mengambil sagu dari hutan. Tak perlu mengandalkan beras, seharusnya dari Tanah papua bisa diekspor tepung sagu. Dari Papua pula masyakat Papua seharusnya bisa jual padi ke provinsi lain, untuk mendukung swasembada pangan. Sumber:priyantono oemar

Memang, dari 5,5 hektare hutan sagu Indonesia itu, yang terluas ada di di Tanah Papua. Mencapai 85 persennya. Dukungan kuat untuk swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Seharusnya ekspor sagu juga bisa dilakukan oleh Papua. Demikian pula, seandainya orang Papua bersedia bertanam padi, mereka bisa memenuhi keperluan padi provinsi lain, seperti yang dilakukan petani Amerika: Tak mengonsumsi beras tapi bisa ekspor beras.

Orang Dayak bisa memenuhi kebutuhan beras tanpa dukungan dari pemerintah. Suatu ironi pernah terjadi, panen padi melimpah di Merauke, Papua Selatan, padi tidak terserap sehingga membuat para petani marah. Mereka yang tanam padi di Merauke adalah masyarakat ransmigran dari Jawa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kini, ketika pemerintah ingin membuka lumbung pangan di Merauke, masyarakat adat pun marah. Mereka menolak pembukaan lahan hutan untuk sawah. Sebab, hutan bagi mereka adalah sumber kehidupan.

Masyarakat Dayak di Kalimantan juga perlu ditiru. Mereka mampu memenuhi kebutuhan beras tapa bergantung pada pemerintah. Padi yang mereka tanam adalah bibit lokal, betumur enam bulan. Pupuk menggunakan pupuk alami, sehingga tak pernah risau dengan subsidi pupuk dari pemerintah.

Masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan misalnya, berpantang menjual padi. Hidup di tengah hutan, mereka harus bisa bertahan hidup dengan hasil panen mereka. Padi mereka simpan bertahun-tahun demi terhindar dari pacekelik jika suatu saat terjadi gagal panen.

Priyantono Oemar

Berita Terkait

Image

20 Oktober, Prabowo, dan Desertir KNIL di Jawa Rimbaud Penyair Prancis