Pitan

Hari Standar Dunia, Apa Guna Standar Bagi Kecerdasan Artifisial? Ini Kata BSN

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S Achmad menegaskan, penerapan standar dalam pemanfataan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) memiliki peran penting. Apa itu? (foto: dokumentasi humas bsn).

Pada 14 Oktober 1946, perwakilan dari 25 negara untuk pertama kali berkumpul di London, Inggris, membahas soal standar. Maka, organisasi pengembang standar internasional utama di dunia, yaitu International Organization for Standardization (ISO); International Electrotechnical Commission (IEC); dan International Telecommunication Union (ITU), bersepakat memperingati 14 Oktober sebagai Hari Standar Dunia (World Standards Day).

Pada tahun 2024 ini, tema yang diusung adalah "Standar Mendukung Kemajuan Artificial Intelligence". Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang tangguh, mempromosikan industrialisasi yang inklusif, serta mendorong inovasi dan berkelanjutan.

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S Achmad menegaskan pentingnya penerapan standar dalam pemanfaatan kecerdasan arfifisial untuk mendorong interoperabilitas, pemastian keamanan, dan keberlanjutan. “Penerapan standar membantu menciptakan keteraturan dan fairness, serta memastikan bahwa teknologi AI akan digunakan dengan cara yang aman, efisien, dan dapat diandalkan,” ujar Kukuh dalam pernyataannya di kantor BSN, Jakarta pada Senin (14/10/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dengan lebih dari 270 juta penduduk, Indonesia merupakan pangsa pasar besar bagi industri teknologi informasi, termasuk AI. Berdasarkan data Datareportal 2023, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212 juta orang (77 persen penetrasi), 167 juta pengguna media sosial (60 persen populasi), dan terdapat 353 juta sambungan seluler aktif.

Survei Ipsos pada Mei-Juni 2023 menemukan bahwa 75 persen masyarakat Indonesia antusias terhadap produk dan layanan AI. Sebanyak 78 persen meyakini, AI memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan kekurangannya.

Pemanfaatan AI diyakini dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan mendorong inovasi, serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) nomor 9, yaitu: industri, inovasi, dan infrastruktur. Menurut studi Kearney 2020, pemanfaatan AI diproyeksikan menyumbang peningkatan PDB Asia Tenggara sebesar 1 triliun dolar AS pada tahun 2030.

Bagi Indonesia, AI diharapkan dapat menyumbang 12 persen peningkatan PDB nasional, atau sekitar 366 miliar dolar AS pada tahun 2030. Namun, untuk mencapai potensi ini, diperlukan infrastruktur digital yang dapat diandalkan dan aman, sumber daya manusia dengan keterampilan digital, dan penerapan standar AI yang sesuai kebutuhan dan tertelusur dengan ekosistem internasional.

Peringatan Hari Standar Dunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya standar dalam kehidupan sehari-hari. Standar berperan penting dalam memastikan kualitas, keamanan, dan kompatibilitas produk serta layanan.

Peringatan Hari Standar Dunia juga menjadi momen untuk menghargai kontribusi para ahli dan organisasi yang terlibat dalam pengembangan standar. Juga menjadi sarana pendorong kolaborasi antara berbagai pihak dalam upaya mewujudkan dunia yang lebih baik melalui penerapan standar.

Kehadiran AI juga membawa tantangan terkait perlindungan data pribadi, kesenjangan persyaratan yang diberlakukan di standar antarnegara, dan manajemen data, khususnya interoperabilitas data. "Untuk mengatasi tantangan ini, penerapan standar sangat penting guna menciptakan regulasi yang harmonis dan mendukung perkembangan AI yang aman dan berkelanjutan," tambah Kukuh.

Berita Terkait

Image

Indonesia Tuan Rumah Pertemuan ACCSQ Bahas Harmonisasi Standar ASEAN, Timor Leste Jadi Observer