Lincak

Orang Cina tak Mau Disebut Sebagai Orang Indonesia, Ini Penyebabnya


Lampion biasa menyemarakkan tahun baru Imlek, yang dirayakan oleh orang Cina. Pada 1930-an ada perdebatan seru di kalangan orang Cina peranakan di Indonesia. Yang satu ingin menjadi orang Indonesia, yang lainnya menolak keinginan yang dianggap akan merendahkan posisi orang Cina itu. (foto: antara/republika)

Namun, mengapa banyak orang Cina yang justru menentang gagasan Liem? “Dengan menjadi Indonesier, orang Tionghoa peranakan akan terlibat dalam perjuangan politik dan hal itu akan menurunkan derajat mereka ke status yang lebih rendah,” tulis Pewarta Soerabaia yang dikutip oleh Leo Suryadinata di buku Politik Tionghoa Peranakan di Jawa.

Pada dekade 1920-an, orang Cina yang datang di Indonesia mencapai lebih dari 10 ribu orang setiap tahunnya. “Jumlah terbesar adalah 18.659 pada tahun 1921, tetapi pada tahun 1930 jumlahnya masih 13.173,” tulis Leo Suryadinata.

Organisasi Chung Hwa Hui (CHH) juga mengecam gagasan Liem Koen Hian. Organisasi ini lebih berpihak kepada pemerintah kolonial.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Itu pula sebabnya, CHH juga menolak usulan perlu ditambahnya orang Indonesia menjadi anggota Volksraad. CHH memiliki wakil di Volksraad, tetapi oleh orang Cina peranakan keberadaan mereka lebih menguntungkan bagi pemerintah kolonial daripada bagi orang Cina peranakan.

Keberadaan CHH dan Partai Tionghoa Indonesia pun saling bermusuhan. Liem Koen Hian menulis di koran Sin Tit Po soal pertentangan dua partai itu.

“... yaitu CHH Java yang mati-matian musuhi orang Indonesier dan Partai Tionghoa Indonesia yang sedari (sejak!) lahirnya sudah berbaris di sebelahnya partai-partai nasional dan diakui juga sebagai kawan oleh itu partai-partai,” tulis Liem sepeti dikutip Leo Suryadinata.

Liem Koen Hian pada 1945 menjadi anggota BPUPKI dan PPKI. Ia kemudian menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Ia juga menjadi anggota delegasi Indonesia di Perjanjian Renville. Tapi pada 1951 ia ditahan oleh pemerintah, karena ia kembali mengubah arah perjuangannya ke Cina lagi. Ia ditahan dan dituduh menjadi agen pemerintah Cina. Ia meninggal sebagai warga negara Cina.

Priyantono Oemar

Berita Terkait

Image

Begini Cara Orang Cina Menyebarkan Bahasa Melayu-Pasar di Indonesia

Image

Begini Cara Orang Cina Menyebarkan Bahasa Melayu-Pasar di Indonesia

Image

Orang Cina Peranakan dan Bahasa Indonesia