35 Tahun Gerbang Brandenburg Dibuka dan Kenangan Perploncoan PMB
Pada 1989 ada peristiwa yang mengesankan bagi bangsa Indonesia. Pertama, munculnya karaoke di Jakarta-Bandung. Kedua, Tembok Berlin runtuh, menandai bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur.
Pada tahun itu juga, sekitar 150 mahasiswa mengikuti perploncoan di Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB). Yang lulus ada 45 mahasiswa. Perploncoan adalah kegiatan penjaringan anggota baru di PMB, yang sifatnya sukarela.
Ketika mereka harus menamai angkatan dan membuat bendera angkatan, Karaoke dan Brandenburg masuk nominasi untuk jadi nama angkatan. "Karaoke tumbuh menjamur di mana-mana dan menjadi perbincangan banyak orang," kata Satria Wijaya, salah satu anggota PMB Angkatan Brandenburg, Ahad (13/10/2024).
Sedangkan Brandenburg, kata Satria Wijaya, adalah negara bagian di Jerman yang mengeilingi Berlin, yang terbentuk setelah Tembok Berlin diruntuhkan. Gerbang Brandenburg (Brandenburger Tor) kemudian dibuka kembali.
Pembukaan itu ditandai dengan perjalanan Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl melintasi gerbang itu dengan berjalan kaki dan disambut oleh Perdana Menteri Jerman Timur Hans Modrow. Hal itu menandai bersatunya kembali Jerman Barat dan Jerman Timur.
"Kejadian ini merupakan peristiwa terbesar pada tahun itu. Dan menjadi sejarah dunia. Sehingga diputuskan nama Gerbang Brandenburg di jadikan nama angkatan," kata Satria Wijaya.
Kebesaran peristiwa runtuhnya Tembok Berlin mengalahkan kebesaran maraknya karaoke di Jakarta-Bandung. Akibatnya, pilihan karaoke sebagai nama angkatan segera disingkirkan.
Pada saat presentasi nama angkatan di hadapan poengurus dan para senior, Satria Wijaya bercerita, pilihan Brandenburg dikritik habis-habisan. Peristiwa di Jerman itu dianggap jauh dari azas kenasionalan PMB.
Tapi Angkatan Brandenburg bisa mempertahankannya. Argumentasi yang diajukan bahwa bersatunya kembali Jerman Barat dan Jerman Timur bisa dijadikan cermin bagi bangsa Indonesia.
Pada dekade 1980-an, muncul persoalan separatisme di Indonesia. Ada Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh, Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Irian Jaya, dan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku.