Egek

Aplikasi BDKlim Prediksi Kelembaban Udara untuk Lihat Kasus DBD di Bali

Aplikasi DBDKlim menyediakan layanan prediksi iklim tiga bulan ke depan. Kelembaban udara bis adigunakan untuk melihat peningkatan nyamuk penyebab DBD, sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali meluncurkan layanan informasi iklim terapan untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Layanan ini dikenal sebagai DBDKlim.

Sistem aplikasi informasi daring berbasis web tersebut disediakan untuk memberikan peringatan dini kasus DBD melalui parameter iklim, seperti kelembaban udara. Aplikasi menyediakan prediksi angka insiden DBD.

DBDKlim dikembangkan melalui kerja sama penerapan penelitian yang berkelanjutan dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak 2017. Peluncuran layanan DBDKlim untuk DKI Jakarta sudah dilakukan pada 2019, yang operasionalisasinya terus berlanjut hingga saat ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya:

Mengapa Sultan Agung Membunuh 1.250-an Orang Sunda?

Peluncuran Produk Layanan DBDKlim Provinsi Bali digelar seusai acara Seminar Nasional Iklim dan Kesehatan. Tema seminar itu adalah “Pemanfaatan Informasi Iklim BMKG untuk Antisipasi Kejadian DBD”.

Seminar digelar di Ruang Theater Dr AA Made Djelantik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, pada Selasa, 30 April 2024. Hadir sebagai narasumber dalam seminar itu antara lain Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Prof Dr dr Komang Januartha Putra Pinatih MKes, Direktur Lingkungan Hidup Bappenas Priyanto Rohmattullah SE MA.

Ada pula Koordinator Substansi Arbovirosis Kemenkes Asik Surya MPPM, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Dr Sang Gede Purnama SKM MSc, dan Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Nuning Nurani. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dr Ardhasena Sopaheluwakan menjadi pembicara utama sekaligus meluncurkan DBDKlim untuk Bali.

Perubahan iklim adalah ancaman kesehatan global terbesar abad ke-21. Perubahan iklim berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam hal ini penyakit DBD sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sanitasi, dan kondisi iklim. Iklim berperan dalam memberikan lingkungan yang kondusif untuk nyamuk berkembang.

Oohya! Baca juga ya: 

Ekspor Pangan Sering Ditolak, BSN pun Bertindak

Iklim menjadi faktor sangat penting terutama di awal masa perkembangan nyamuk. Semakin lembab suatu wilayah, maka nyamuk akan semakin banyak.

Risiko warga digigit nyamuk penyebab DBD juga makin tinggi. Sebagai upaya meminimalkan kejadian DBD maka diluncurkan DBDKlim.

DBDKlim menghasilkan peta berdasarkan iklim. Peta ini menunjukan prediksi rata-rata kelembaban udara di Provinsi Bali.

Persentase tingkat keyakinannya yang kemudian dibagi menjadi tiga. Yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Selain itu, DBDKlim juga menghasilkan peta kasus DBD skala bulanan untuk tiga bulan ke depan di Provinsi Bali. Prediksi dibagi menjadi tiga kategori, hijau artinya aman, oranye artinya waspada, dan merah artinya awas.

Singkatan dari level kewaspadaan adalah Awas, Waspada, Aman (AWAn). Informasi mengenai prediksi kejadian DBD ini sebagai bentuk kewaspadaan dini melalui parameter iklim, seperti kelembaban udara.

Oohya! Baca juga ya:

Hari Buruh Sedunia, Perempuan dan Kondisi Kerja yang tidak Layak

Informasi ini disediakan dalam layanan agar dapat diambil langkah-langkah antisipasi sedini mungkin oleh pihak-pihak terkait. Jadi, adanya DBDKlim diharapkan membuat masyarakat waspada.

Namun, tidak perlu panik. DBD dapat dicegah dengan program pengendalian vektor DBD.

Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus perlu terus digalakkan. Kegiatan lain yang dapat mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk aedes adalah pelibatan masyarakat melalui Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap RT/RW.

DBDKlim merupakan salah satu dari layanan informasi iklim terapan dari BMKG. Saat ini BMKG Kedeputian Klimatologi telah menyediakan sedikitnya 14 layanan informasi iklim terapan untuk menyikapi dampak perubahan iklim di berbagai sektor.

Antara lain; Peringatan Dini Iklim Ekstrim, Prakiraan Musim Kemarau, Prakiraan Musim Hujan, Prakiraan Daerah Potensi Banjir, Prakiraan Potensi Energi Surya, Informasi Gas Rumah Kaca, Informasi pH air hujan, dan lainnya.

Ma Roejan