Mendikbudristek Kembali Disentil Anggota DPR karena Gunakan Istilah dalam Bahasa Inggris Saat Raker
Mendikbudristek Nadiem Makarim kembali disentil anggota DPR karena menggunakan kata atau istilah dalam bahasa Inggris di rapat kerja (raker) yang juga disiarkan secara langsung oleh TV Parlemen pada Kamis (31/8/2023). Pada raker 2020. anggota DPR juga pernah menyentil Nadiem penggunaan bahasa Inggris.
Oohya! Baca juga ya:
Penggunaan Bahasa Indonesia di Volksraad Juli 1938, Thamrin: Agar Bahasa Indonesia tidak Terdesak
Badan Bahasa Targetkan Dapat 80 Ribu Kosakata Baru pada 2024
Orang Indonesia Pernah Pansos dengan Bahasa Belanda
Pada raker 2023, Nadiem disentil oleh Ferdiansyah, anggota Komisi X DPPRI dari Partai Golkar. Pada raker 2020, yang menyentil Nadiem adalah Ledia Hanifa, anggota Komisi X DPRRI dari PKS.
Pada raker 31 Agustus 2023 Nadiem menampilkan salindia 45 halaman. Di dalamnya ada 16 kata/istilah bahasa Inggris. “Terakhir, ini menjadi prihatin, buat apa ada Bahan Bahasa, masih banyak istilah asing digunakan. Saudara Menteri, kalau masih ada istilah asing digunakan, saya rasa Badan Bahasa besok tutup saja. Gak ada gunanya. Masih ada bahasa matching fund, apa itu tracer, upskilling-upskilling,” kata Ferdiansyah.
Indonesia memiliki peraturan perundangan yang mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia di forum yang bersifat nasional maupun internasional di Indonesia. Kewajiban itu diatur di dalam Pasal 32 ayat 2 UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Sebelum memulai tanggapannya, Ferdiansyah mempersoalkan materi rapat yang baru dikirim ke Komisi X pada Selasa (29/8/2023) pukul 17.00. Tata tertib di DPR mengatur, materi raker harus sudah diserahkan dua hari sebelum pelaksanaan raker.
Ini daftar kat/istilah bahasa Inggris yang ada di salindia Mendikbud:
Matching fund, competitive fund, center of excellence, tracer study, upskilling, reskilling, link and match, event program, teaching factory, event, cloud, major project, buffer, zero carbon campus, exercise, Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA).
Saat memberikan tanggapan atas komentar dan pertanyaan dari anggota Komisi X, Nadiem juga menyelipkan beberap akata dalam bahasa Inggris, antara lain: matching fund, upgrading, challenge, by system, goal.
Dalam raker itu, Nadiem menjelaskan perlunya para pelajar meempunyai kemampuan dwilingual. “Saya cuma ingin menekankan satu hal bahwa studi-studi internastional untuk anak-anak yang tumbuh minimal dengan dua bahasa, itu kemampuan kognitif mereka, kemampuan berpikir kritis mereka, jauh meningkat,” ujar Nadiem.
Oleh karena itu, anak Indonesia harus mendapatkan kemampuan minimal dua bahasa. “Mau bahasa daerah dengan bahasa Indonesia, mau bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, apa pun itu, anak-anak yang tumbuh dengan dua bahasa punya kognitif yang luar biasa. Jadi, dari aspek pembelajaran pun itu luar biasa dampaknya kepada anak-anak. Jadi, itu sebenarnya goal kita untuk memastikan bahwa generasi berikut itu multilingual,” tutur Nadiem.
Priyantono Oemar