Di Grobogan Ada Tanah yang oleh Raffles Dihadiahkan kepada Pakualam
Pada Desember 1811, Raffles mendapat sokongan dari Pangeran Adipati Notokusumo untuk menguasai Keraton Yogyakarta. Raffles menjanjikan kepada Notokusumo 6.000 koin Spanyol dan tanah di Grobogan.
Oohya! Baca juga ya:
Setelah Menginjak Biji Kopi di Batavia, Tentara Inggris Seret Sultan Yogyakarta di Depan Diponegoro
Perampok dari Gabus-Grobogan, Pemberontakan Raden Ronggo, Kesaksian Diponegoro, dan Daendels Marah
Hari Jadi Grobogan. Pernah Ditulis Kartini, Kelaparan Membuat Penduduk Grobogan Tinggal 9.000 Jiwa
Berdasarkan informasi dari Notokusumo, Raffles bisa secara tepat mengambil langkah untuk bisa menguasai Yogyakarta. Maka pada saat yang tepat itu, ia kirim 1.200 prajurit ke Yogyakarta. Pada 20 Juni 1812, Keraton Yogyakarta dapat dikuasasi Raffles. Kemudian, Ia turunkan Sultan Hamengkubuwono II, ia ganti dengan Sultan Hamengkubuwono III, ayah Diponegoro.
Atas jasa-jasanya itu, Notokusumo lalu dinobatkan sebagai Pangeran Adipati Aryo Pakualam, yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah kontrol Raffles di Pakualaman. Raffles kemudian menghadiahi tanah seluas 4.000 cacah dan gaji bulanan 750 koin Spanyol. Tanah di Grobogan itu semula milik Keraton Yogyakarta. Karenanya, ia memerintahkan Sultan Hamengkubuwono III untuk menyerahkan tanah 4.000 cacah itu kepada Pakualam.
Cacah adalah sebutan untuk orang yang mengerjakan sawah. Satu cacah berarti satu pekerja. Empat cacah biasanya mengerjakan tanah seluas satu jung. Untuk 4.000 cacah, berarti luas tanahnya mencapai 1.000 jung. Satu jung seluas sekitar 28.300 meter persegi. Seribu jung berarti sekitar 28.300.000 meter persegi. Setara dengan sekitar 2.380 hektare.
Grobogan merupakan wilayah pegunungan kapur yang memiliki banyak sumur garam. Daerah-daerah yang memiliki sumur garam ini telah diberikan kepada Mangkunegoro oleh Daendels. Mangkunegoro juga berjasa mendukung Raffles melawan Sultan Yogyakarta.
Priyantono Oemar
Sumber rujukan:
De Locomotief, 12 April 1937