Pitan

Usai Proklamasi Kemerdekaan Sukarno Masuk Kamar Lalu Kembali Lagi ke Depan Mikrofon, Ada Apa?

Usai pengibaran bendera Merah Putih pada hari Proklamasi Kemerdekaan, Sukarno pun kembali masuk kamar. Namun, ia harus keluar lagi dan berdiri di depan mikrofon lagi untuk menyampaikan sesuatu. Foto menggambaran saat Sukarno membaca naskah Proklamasi Kemerdekaan (foto: dokumentasi perpusnas).
Usai pengibaran bendera Merah Putih pada hari Proklamasi Kemerdekaan, Sukarno pun kembali masuk kamar. Namun, ia harus keluar lagi dan berdiri di depan mikrofon lagi untuk menyampaikan sesuatu. Foto menggambaran saat Sukarno membaca naskah Proklamasi Kemerdekaan (foto: dokumentasi perpusnas).

Selesai pengibaran bendera Merah Putih, Sukarno kembali masuk ke kamar. Upacara Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 telah usai. Massa beristirahat, ada yang duduk-duduk. Ada yang di dalam rumah, bergerombol di muka pintu kamar Sukarno.

Oohya! Baca juga ya:

Diminta Siapkan Tiang Bendera untuk Proklamasi, Anggota Barisan Pelopor: Tiangnya Satu Ataukah Dua?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sukarno Baca Ulang Proklamasi Kemerdekaan Setelah Para Mahasiswa Gagal Siarkan Proklamasi di Radio

Kehidupan Tetap Berjalan Normal Setelah Proklamasi Kemerdekaan Sampai Awal September

Bukan Sin Po yang Memuat Pertama Kali Lagu 'Indonesia Raya', Melainkan Koran di Bandung

Sudiro dan Muwardi memilih enam anggota Barisan pelopor yang akan ditunjuk menjadi pengawal Sukarno mulai hari itu. Lalu, ramailah di luar rumah. Ada sekitar 100 anggota Barisan Pelopor dari Penjaringan yang datang terlambat di bawah pimpinan S Brata. Untuk menutupi kekecewaannya karena tertinggal acara Proklamasi Kemerdekaan, S Brata lantang meminta Bung Karno membacakan kembali proklamasi Kemerdekaan.

Mengetahui ada yang datang dari jauh berbaris jalan kaki, Sukarno keluar menemui mereka, meski panas badannya belum mereda juga. Hari itu demam malaria Sukarno memang sedang kambuh. Sukarno berjalan menuju mikrofon yang belum disingkirkan. Ia jelaskan tak mungkin mengulang membaca Proklamasi Kemerdekaan, karena cukup dinyatakan sekali saja.

Pidato singkat Sukarno sedikit menghibur Barisan Pelopor dari Penjaringan itu, tapi perlu dilengkapi dengan mendengarkan pidato Muh Hatta. Maka, S Brata juga meminta Hatta untuk berpidato. Hatta menyanggupinya.

Bisa jadi, Barisan Pelopor Penjaringan ini terlamat karena mereka ke Lapangan Gambir terlebih dulu. Sebab, instruksi yang disebar Sudiro, berdasarkan informasi dari Muwardi, Proklamasi Kemerdekaan akan dilakukan di Lapangan Gambir. Begitu 17 Agustus 1945 pagi tahu Proklamasi akan dilakukan di Pegangsaan Timur, Sudiro meminta ditempel kertas-kertas pengumuman di pohon-pohon agar Barisan Pelopor yang datang di Lapangan Gambir segera menuju ke Pegangsaan Timur.

Rupanya, bukan saja Barisan pelopor dari penjaringan yang terlambat datang. Ketua PPKI Radjiman Wedyodiningrat dan beberapa anggota PPKI juga terlambat datang.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:

Pengalaman Saya Sekitar 17 Agustus 1945 karya Sudiro

Berita Terkait

Image

Ini Alasan Kegiatan Yayasan Raden Saleh Disetop Presiden Sukarno

Image

Mengapa Presiden Sukarno Hentikan Kegiatan Yayasan Raden Saleh dan Sita Gedung Sekolahnya?

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com