Pengumuman Hari Lebaran Dianggap Mendadak, Koran tidak Libur pada Lebaran 1932
Kalender menyebut Lebaran 1932 akan jatuh pada Selasa, 9 Februari 1932. Tapi, pada Ahad malam, pukul 20.00, Kepala Penghulu mengumumkan berdasarkan penampakan bulan bahwa Lebaran, jatuh pada Senin, 8 Februari 1932.
Oohya! Baca juga ya meski tidak terkait:
Dulu Muhammadiyah Dekat dengan Keraton,Mengapa Sekarang Jauh dari Istana?
Mengapa Megawati Soekarnoputri Tetapkan Ganjar Pranowo Sebagai Calon Presiden PDIP pada Pukul 13.45?
Di masa kolonial Belanda, penentuan Lebaran selalu berdasarkan mayoritas. Saat itu, penentuan kalender baru Islam mayoritas dilakukan dengan melihat bulan. Tentu saja hal ini membuat kelimpungan orang-orang Belanda. Bataviaasch Nieuwsblad, misalnya, pada edisi 8 Februari 1932 memperlihatkan hal itu.
Karena sudah berharap Lebaran pada Selasa, 9 Februari 1932, maka libur yang dipersiapkan ya pada 9 Februari itu. Pengumuman Kepala Penghulu mengenai hari Lebaran dianggapnya mendadak, sehingga tidak bisa mengubah hari libur. Jadi, pada hari Lebaran, Senin, karyawan koran itu tetap masuk kerja. Karyawan pribumi di bagian produksi danpercetakan datang setelah menunaikan Shalat Id. Koran tetap terbit. Penyesuaiannya hanya terbit lebih tipis dari hari-hari biasanya dan terbatas.
Ma Roejan