Dapat Tugas Cari Anggota Pramuka Non-Muslim, Mengapa Para Santri dari Karawang Ini Mondar-Mandir Cari WC di Kemah Bakti Harmoni Beragama?
Ada sekitar 5.000 anggota Pramuka yang ikut Kemah Bakti Harmoni Beragama II di Bumi Perkemehan Kiarapayung, Sumedang. Bagaimana harus mencari anggota Pramuka non-Muslim yang juga ikut di kegiatan yang berlangsung pada 22-24 Desember 2023 itu?
Lokasi perkemahan memiliki medan berbukit. Untuk melakukan berbagai aktivitas mereka harus mondar-mandir, turun-naik, termasuk ketika harus buang hajat di WC yang disediakan.
Tentu tidak mudah mencari peserta non-Muslim. Bukan karena medannya yang berbukit, melainkan karena anggota Pramuka non-Muslim yang ikut Kemah Bakti Harmoni Beragama ini sangat sedikit jumlahnya dibandingkan dengan jumlah keluruhan peserta.
“Untuk anggota Pramuka yang putra ndak tau cara bedain-nya, kalau yang putri kan tinggal lihat mana yang ndak pakai hijab,” ujar Tariz Zakaria, santri Pesantren Muadalah Daarul Quran Karawang yang berasal dari Jambi itu.
Oohya! Baca juga ya:
Apa itu Kemah Bakti Harmoni Beragama? Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Ajam Mustajam memiliki penjelasan.
Kemah Bakti Harmoni Beragama, kata Ajam, merupakan kegiatan untuk mengampanyekan dan menginformasikan pentingnya menerima keragaman. Juga tentang membangun kerukunan dan harmoni di Indonesia.
“Berbagai kegiatan di perkemahan dibagi menjadi beberapa tema yakni Krida Harmoni Beragama, Krida Literasi dan Budaya, Krida Pemantauan Produk Halal, Krida Zakat dan Wakaf, Krida Haji dan Umrah serta Krida Hijab,” jelas Ajam seperti disiarkan oleh jabar.kemenag.go.id.
Peserta kemah itu adalah anggota Pramuka Saka Amal Bakti. Saka ini berada di bawah naungan Kemnterian Agama (Kemenag).
Oohya! Baca juga ya:
“Sebagai wadah pembinaan keagamaan para anggota Pramuka sebagai bentuk toleransi umat beragama,” jelas Tariz yang menjadi anggota Pramuka Saka Amal Bakti di Pesantren Muadalah Daarul Quran Karawang.
Kemenag Kanwil JawaBarat telah mengadakan kemah ini untuk kedua kalinya. Pertama dilakukan pada 2022.
“Kami mewakili Pramuka Saka Amal Bakti Pesantren Muadalah Daarul Quran (Daqu) Karawang,” jelas Tariz.
Selama mengikuti kegiatan, Tariz mendapatkan kesan seru, karena jarak kamp ke titik kegiatan itu lumayan jauh dan medannya mendaki dan menurun. “Alhamdulillah perasaan mengikuti acara ini senang sekali,” kata Tariz.
Semester kali ini, Tariz dan seluruh santri Daqu Karawang tidak dapat jatah pulang kampung. Sebelum libur semester, Tariz dan kawan-kawan harus mengikuti ujian susulan pelajaran umum di luar pelajaran dirosah.
Dengan demikian masa libur semester digunakan untuk menjalankan tugas ikut Kemah Bakti Harmoni Beragama II. “Hitung-hitung bisa jalan-jalan gratis,” kata Tariz.
Oohya! Baca juga ya:
Sarung Muhaimin dan Pakaian NTT Ganjar di Acara Debat Cawapres, Apropriasi atau Apresiasi?
Sebagai santri yang lahir di Jambi, Tariz mendapatkan pengalaman banyak dari kemah ini. Di antaranya, ia mengenal keberagaman adat dan kesenian dari daerah Jawa Barat yang ditampilkan olehs etiap kontngen di Kemah Bakti Harmoni Beragama II ini.
Pengalaman yang berkesan mendalam bagi Tariz, salah satunya adalah mondar-mandir mencari WC. “Harus mondar-mandir mencari WC yang ada airnya,” kata Tariz.
Banyaknya peserta membuat pasokan air tidak selalu mencukupi. Ada WC yang kehabisan air, sehingga ketika mereka mempunyai keperluan ke WC harus erlebih dulu mencari WC kosong yang airnya mencukupi.
Priyantono Oemar