Pitan

Begini Indahnya Gelang Permata Hadiah Pernikahan Putri Juliana yang Dipesan Menggunakan Uang Sumbangan dari Penduduk Indonesia

Gelang permata bergambar burung Garuda, hadiah untuk pernikahan Putri Juliana. Dipesan menggunakan uang hasil sumbangan penduduk Indonesia.

Putri Juliana mengenakan gelang platina bertatahkan 2.000 permata Aftika Selatan di hari pernikahannya. Gelang bergambar burung Garuda itu merupakan hadiah dari Indonesia.

Untuk membuat hadiah itu, panitia dibentuk. Tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di daerah-daerah dan di Belanda.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Panitia di Jakarta ada 10 orang, termasuk Gubernur Jenderal Tjarda sebagai pelindung. Di antara mereka ada nama Wakil Ketua Raad van Indie C van den Busche, anggota Raad van Indie Prof Dr Husein Djajadiningrat, dan Komandan Angkatan Darat Letjen M Boerstra.

Oohya! Baca juga ya: Perusahaan Tambang Pulau Wawonii Ajukan Uji Materiil UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Ini Harapan Warga Pulau Kecil kepada MK

Di luar mereka ada juga 90 ketua panitia yang terdiri dari orang-orang terpandang dan luas pergaulannya. Para pamong praja Eropavdan Indonesia juga dikerahkan sebagai panitia pelaksana di berbagai daerah.

Panitia di Belanda ada lima nama. Di antaranya ada Meyer Ranneft mantan wakil ketua Raad van Indie, PAA Koesoemo Joedo mantan anggota Raad van Indie, RAA Soejono mantan anggota pimpinan harian Volksraad.

Jika panitia di Jakarta bertugas membuat rencana, panitia di Belanda bertugas membicarakan dengan Putri Juliana, memesan gelang, dan mempersembahkannya dalam sebuah acara.

Panitia di Jakarta juga menetapkan sumbangan tidak boleh diminta dari perusahaan, melainkan hanya dari perorangan. Maksimal sumbangan juga hanya lima gulden, yang dikumpulkan oleh pelaksana di daerah.

Dana yang terkumpul digunakan untuk memesan gelang di perusahaan NVAP Bouman di Den Haag. Permatanya dibeli dari perusahaan IJ Asscher di Amsterdam.

Oohya! Baca juga ya: Tolak Ajakan Rujuk Amangkurat II, Kompeni Angkat Puger Jadi Pakubuwono I untuk Rebut Kartosuro dan Serbu Untung Suropati

Gelang itu juga dihias dengan gambar mahkota Belanda di bidang tengah. Bidang kiri-kanan digambari burung Garuda model Jawa kuno yang menghadap ke bidang tengah. Diberi pula hiasan ornamen yang ada di Candi Borobudur.

Gelang itu diberi wadah kotak yang dibuat suasa. Di bagian tutupnya diberi lukisan kecil tanda kerajaan dengan inisial Putri Juliana dan Pangeran Bernard.

Di sebelah kiri dan kanannya ada lukisan batang padi dengan padinya yang sudah berisi. Ada pula lukisan kelapa dan pucuknya, setandan pisang, sirih dan pinang.

Semua itu mdnjadi lambang ucapan bahadia dari Indonesia. Gelang itu beserta surat pengantar lalu dipersembahkan pada 30 Desember dalam sebuah upacara.

Begini idi surat itu:

Yang Maha Mulia,

Penduduk Hindia-Belanda, bergirang hati dan berterima kasih, bahwa Yang Maha Mulia akan nikah dengan Yang Maha Mulia Prins Bernhard Leopold von Lippe Biesterfeld. Maka oléh karena itu mendoa dalam hatinja, moga-moga Tuhan jang Maha Kuasa memberi rahmatnja kepada pernikahan ini.

Berkali-kali dinyatakan tanda setia dan cinta kepada yang Maha Mulia oléh jutaan orang dengan sungguh-sungguh, dengan kata maupun dengan laku. Maka moga-moga hal itu menjadikan kehidupan Yang Maha Mulia berdua lebih beruntung dan membantu keinginan Yang Maha Mulia jadi terkabul, ialah keinginan memberi untung sebanjak-banjaknja, di mana saja dapat berbuat begitu.

Oohya! Baca juga ya: RUU DKJ, Nasib Reklamasi Teluk Jakarta Jika Gubernur Jakarta Ditunjuk oleh Presiden seperti di Zaman Orde Baru

Penduduk Hindia-Belanda berdatang sembah ke hadapan Yang Maha Mulia, moga-moga bermurah hati menerima barang perhiasan ini, jadi tanda dia berjunjung duli, tanda setianya dan cintanja. Perhiasan itu dipersembahkan ke bawah duli, atas nama penduduk itoeu pada tanggal 30 Desember 1936.

Moga-moga barang persembahan ini menjadi barang pengenang-ngenangkan kepada perikatan jang kukuh itu, yang ada di antara Keluarga Ratu dengan daerah di luar negeri Belanda, dan pengenang-ngenangkan kepada penduduk itu, yang turut berasa senang dan beruntung dengan tiada waswas, pada waktu yang sangat menuenangkan hati ini di mana-mana juga.

Priyantomo Oemar

Sumber rujukan:
Nederlandsch-Indisch Herinneringsalbum, teks bahasa Belanda oleh FAW van der Lip, teks bahasa Indonesia oleh Armijn Pane (1937)