Lincak

Koran Bahasa Melayu Sin Po Vs Keng Po, Berantem Dulu Bersaing Kemudian

Sin Po, koran Cina dengan bahasa Melayu di Batavia, menerbitkan koran Bing Seng. Namun, pemimpin Bing Seng dan pemimpin Sin Po berantem hebat. Bing Seng lalu dihentikan penerbitannya. Pemimpin Bing Seng lalu menerbitkan Keng Po yang di kemudian hari bersaing dengan Sin Po. Sumber: priyantono oemar

Hauw Tek Kong pada mulanya memimpin koran Bieng Seng, sedangkan Tjoe Bou San pimpin koran Sin Po, koran Cina dengan bahasa Melayu. Bing Seng merupakan koran yang menjadi anak usaha Sin Po, yang semula juga dipimpin oleh Tjoe Bou San dengan nama samaran Oen Tjip Tiong, tapi keduanya kemudian berantem hebat di kantor.

Hauw Tek Kong-lah yang berhasil membujuk Kwee Kek Beng, sehingga akhirnya guru di Bogor itu mau bergabung dengan Sin Po. Sebelum Hauw Tek Kong, ada Thung Liang Lee yang baru pulang dari Eropa menjadi utusan Tjoe Bou San untuk mengajak Kwee Kek Beng bergabung di Sin Po, tapi ditolaknya.

Kwee Kek Beng yang rajin menulis untuk Sin Po itu akhirnya mau menjadi wartawan, tetapi ia tidak langsung bekerja di Sin Po. Ia ditempatkan di Bing Seng sejak 1 November 1922, tapi baru kerja sebulan Bing Seng berhentikan terbit, lalu Sin Po pun yang sedang kesulitan keuangan harus bersaing dengan Keng Po yang didirikan oleh Hauw Tek Kong.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di Bing Seng, Kwee Kek Beng menjadi wakil Hauw Teng Kong bersama Oei Kie Hok. Menurut Kwee Kek Beng, sebelum ia masuk Bing Seng, rupanya sudah ada perselisihan antara Hauw Tek Kong dan Tjoe Bou San.

Keadahan rada kaloet kerna toean Hauw dan toean Tjoe Bou San lantaran roepa-roepa sebab koerang tjotjok satoe pada laen dan ini blakangan malahan beroba mendjadi permoesoehan setjara berterang jang heibat,” tulis Kwee Kek Beng di buku Doea Poeloe Lima Tahon Sebagi Wartawan.

Kwee Kek Beng menggambarkan, suatu hari Hauw Tek Kong datang ke kantor dengan membawa tongkat Gouw Soen Seng. Gouw Soen Seng adalah anak Gouw Peng Liang, pemilik koran Perniagaan yang menjadi pesaing Sin Po.

Di loteng kantor, Hauw Tek Kong memaki-maki Tjoe Bou San. “Dan boleh djadi djoega boeat hantem padanja,” tulis Kwee Kek Beng.

Kwee Kek Beng yang baru bergabung dengan Bing Seng tentu kecewa melihat keadaan ini. Rela meninggalkan pekerjaan guru di Bogor yang baru ia jalani empat bulan, ternyata masuk sarang tawon.

Tapi toean Tjoe minta kita djangan kwatir dan adjak kita kerdja pada Sin Po,” lanjut Kwee Kek Beng mengenai situasi setelah Bing Seng berhenti terbit.

Maka, mulai 1 Desember 1922, Kwee Kek Beng mulai bekerja di Sin Po. Kwee Kek Beng menggambarkan kondisi Sin Po seperti perahu yang hampir terbalik.

Akibat kesulitan keuangan, Sin Po bahkan tak bisa membayar gaji karyawannya secara penuh. Selain banyak utang, saat itu Sin Po juga banyak musuh. Salah satunya Hauw Tek Kong yang setelah keluar dari Sin Po lalu mendirikan Keng Po, dan keduanya lalu bersaing.

Sala satoe moesoeh jang paling berbahaja ada toean Hauw Tek Kong jang lantaran panas hati berdaja dan berhasil diriken soerat kabar harian Tionghoa Melajoe baroe boeat saingin Sin Po, jalah Keng Po,” tulis Kwee Kek Beng.

Berita Terkait

Image

Sin Po, Nasionalisme Cina, dan Bahasa Melayu

Image

Sin Po, Nasionalisme Cina, dan Bahasa Melayu

Image

Meluruskan Kesalahpahaman tentang Sin Po

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com