Pitan

Jadi 10 Besar Produsen Ubin Keramik, Indonesia Perkuat Posisi di Forum ISO/TC 189

The 33rd Plenary Meeting and Working Group Meetings of ISO/TC 189 Ceramic Tiles. Indonesia jadi 10 besar produsen ubin keramik dunia. Pelaksana Tugas Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Y Kristianto Widiwardono membuka acara yang diadakan di Yogyakarta itu Sumber: humas bsn

Produksi ubin keramik dunia kini mencapai sekitar 15,9 miliar meter persegi per tahun. Kawasan Asia mendominasi dengan kontribusi sekitar 70 persen terhadap produksi dan konsumsi dunia, dipimpin oleh Tiongkok dan India.

Indonesia termasuk dalam 10 besar produsen ubin keramik dunia, dengan pusat-pusat industri utama di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten. Di Indonesia, menurut catatan Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), produksi ubin keramik mencapai lebih dari 650 juta meter kubik per tahun.

Di Indonesia, industri ubin keramik merupakan salah satu pilar penting sektor manufaktur nasional yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Dalam konteks tersebut, standar internasional ISO dan Standar Nasional Indonesia (SNI) memiliki peran penting memperkuat posisi Indonesia di forum ISO/TC 189.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Standardisasi internasional menjadi krusial, bukan hanya sebagai acuan teknis produk ubin keramik, tetapi juga sebagai instrumen strategis untuk memfasilitasi perdagangan yang adil, memastikan transparansi, kepercayaan, dan kompatibilitas di seluruh pasar,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Y Kristianto Widiwardono, saat membuka The 33rd Plenary Meeting and Working Group Meetings of ISO/TC 189 Ceramic Tiles di Yogyakarta, Kamis (13/11/2025).

ISO dan SNI bukan sekadar sebagai acuan teknis untuk menjamin kualitas dan keamanan produk. Namun, juga sebagai instrumen strategis untuk memfasilitasi perdagangan yang adil.

Produk ubin yang tidak memenuhi standar tidak memiliki jaminan mutu. Akibatnya, dapat menurunkan kepercayaan pasar sekaligus mengganggu persaingan usaha yang sehat.

Kristianto menegaskan, SNI penting untuk selaras dengan standar internasional. Tujuanya agar produk ubin keramik Indonesia memiliki mutu yang terjamin dan dapat diterima di pasar global.

“Penerapan SNI yang harmonis dengan standar ISO akan memperkuat daya saing industri ubin keramik nasional sekaligus melindungi konsumen dari produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu. BSN telah mengadopsi 16 standar ubin keramik internasional. Maka, ubin keramik yang ber-SNI juga sama dengan berstandar ISO,” tambah Kristianto.

Berdasarkan data website Barang Ber-SNI (bangbeni.bsn.go.id), hingga saat ini, sejumlah 55 merek produk ubin keramik yang ada di Indonesia telah menerapkan SNI Ubin Keramik. Indonesia berkomitmen untuk menyelaraskan kebijakan nasional, melalui pemberlakuan regulasi teknis berbasis standar yaitu SNI ISO 13006:2018.

Indonesia juga terus mengembangkan industri berbasis standar internasional untuk mendorong sektor ubin keramik yang adil, kompetitif, dan berkelanjutan. Kristianto mengajak seluruh negara anggota ISO, para pakar, dan pemangku kepentingan industri untuk terus memperkuat kolaborasi dan konsensus internasional.

“Melalui sinergi global dalam pengembangan standar, kita dapat mewujudkan industri ubin keramik yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan,” kata Kristianto.

ISO melalui Technical Committee (TC) 189 – Ceramic Tiles berperan penting dalam mempromosikan konsistensi, keamanan, dan kualitas global produk ubin keramik serta pemasangannya. Komite ini telah mengembangkan lebih dari 45 standar internasional, termasuk ISO 13006 tentang definisi, klasifikasi, karakteristik, dan penandaan ubin keramik, serta seri ISO 10545 tentang metode pengambilan sampel dan pengujian.

Berita Terkait

Image

66,7 Persen Kebakaran Akibat Korsleting Listrik, Ini Kata BSN

Image

LSPro Kurangi 3 Hal untuk SNI UMK, Ini Kata BSN

Image

Beli Emas Palsu? BSN Sarankan Lihat Logo SNI di Produk Emas

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com