Ternyata Kartini Itu Gadis yang Nakal, di Usia Berapa?

RA Kartini bersama dua adiknya, Roekmini dan Kardinah, sering masak-masak. Mereka bergiliran tugas menanak nasi, membuat sayur, menggoreng, dan sebagainya.
Suatu kali, giliran Kardinah yang menanak nasi dan lama-kelamaan muncul bau gosong. Ternyata, Kardinah lupa memberikan air pada beras yang dimasak, dan hal itu membuat Kardinah menangis karena malu.
Ketika ayah mereka, Bupati Jepara, harus ke Pati, inilah kesempatan Kartini dan adik-adiknya untuk nakal, kendati ada Mbok Sosro yang menjaga mereka di rumah. Mengapa mereka menjadi gadis-gadis yang nakal?
Mbok Sosro masih kerabat. Suaminya yang wedana sudah meninggal dunia.
“Tabiatnya keras sekali. Kami tiga saudara pernah dimasukkan dalam kamar lalu dikunci dari luar,” tulis Kardinah di buku Tiga Saudara.
Agar mereka tidak mendobrak pintu, Mbok Sosro berjaga di depan pintu. Ia menggelar tikar di depan pintu kamar, lalu tidur-tiduran di situ.
Ketika Mbok Sosro tertidur, Kartini dan adik-adiknya pun lalu membuka jendela. Mereka keluar kamar dari jendela, lalu bermain di kebun belakang rumah.
Apa yang dilakukan di kebun? Mereka bisa sepuas-puasnya memanjat pohon dan memetik buah jambu tanpa ada yang memarahi.
Ketika Mbok Sosro bangun, tentu saja ia tak mendapati Kartini dan adik-adiknya di dalam kamar. Ia pun kebingungan mencari, hingga akhirnya menemukannya di kebun belakang.
Kartini yang kemudian dimarahi oleh Mbok Sosro. Mbok Sosro menganggap Roekmini dan Kardinah hanya ikut-ikutan saja, sebab yang tertua di antara mereka adalah Kartini.
Ketika ayah dan ibu Kartini sudah pulang, Mbok Sosro mengadukan perilaku nakal Kartini dan adik-adiknya selama ditinggal pergi. “Lain kali dipukul saja kalau nakal, biar menjadi jera,” kata ayah Kartini.
Tapi pernyataan ayah Kartini itu tidak mereka anggap keluar dari hati. Karena mereka tahu selama ini ayah mereka tidak pernah benar-benar marah kepada mereka.
Ayah Kartini memarahi anak-anaknya dengan cara mengingatkan hal-hal yang tidak baik yang telah mereka lakukan. Setelah itu mereka akan diberi tahu cara bersikap yang baik.
Namun di peristiwa berikutnya, ayah Kartini benar-benar marah. Kartini dan dua adiknya sampai benar-benar ketakutan.
