Lincak

Kenapa Baju Calhaj Indonesia Kudu Diasapi di Pulau Kamaran, Yaman?

Gubuk di Pulau Kamaran, tempat tinggal calon jamaah haji Indonesia. Mereka harus tinggal di pulau yang ada di Laut Merah yang masuk wilayah Yaman ini selama 2-5 hari untuk menjalani karantina sebelum masuk Jeddah. Sumber: awazthevoice.in

Sebelum sampai Pelabuhan Jeddah, calon jamaah haji (calhaj) dari Indonesia harus mampir dulu di Pulau Kamaran, Yaman. Kapal bersandar selama dua hari di Kamaran.

Tiba di Pulau Kamaran, para calhaj lalu melepas baju mereka untuk diasapi. Kenapa?

Itu terjadi di masa lalu, ketika angkutan haji masih menggunakan kapal laut. Dan pada masa Indonesia masih dikuasai Belanda.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Apa yang dilakukan di Pulau Kamaran? Pasti tidak mungkin mengisi logistik seperti halnya yang dilakukan di Padang.

Tidak juga memperbaiki kapal yang rusak seperti halnya yang dilakukan Colombo. Kapal Kambangan harus menginap di Colombo selama dua hari akibat salah satu ketel kapal rusak.

Ada apa di Pulau Kamaran? Itu pulau terbesar milik Yaman di Laut Merah, luasnya 108 meter persegi.

Yang ada di sana adalah gubuk-gubuk. Setiap bidang berisi 20 gubuk dan sebuah masjid, sebuah pasar.

Tiap gubuk ada delapan WC, empat untuk laki-laki, empat lagi untuk perempuan. Dua orang bertugas menjaga setiap gubuk.

Begitu Kapal Kambangan mendekati Pulau Kamaran, ada perahu-perahu yang menyambutnya. Calon jamaah haji diturunkan dari kapal, lalu diangkut dengan perahu menuju pulau, sebab kapal tidak bisa bersandar di pulau.

Kapal Kambangan yang membawa 1.200 calon jamaah haji Indonesia tiba di Kamaran pada 25 Maret 1922, pukul 06.00 pagi. Kapal ini berangkat dari Tanjung Priok pada 7 Maret 1922.

Satu perahu yang menyambut kapal itu bisa diisi 75 orang. Tiba di pulau, mereka dimasukkan ke gudang.

“Pakaiannya sendiri yang terpakai dari kapal harus diasap, agar penyakit kapal menjadi mati,” tulis petugas Bagian Penolong Haji Muhammadijah di majalah Soeara Moehammadijah edisi Oktober 1922.

Mereka juga harus menjalani pemeriksaan kesehatan. Mereka juga wajib mandi.

Selesai mandi, mereka menerima kembali pakaian mereka yang telah diasapi. Baru kemudian mereka ditempatkan di gubuk-gubuk yang tersedia di pulau itu.

Untuk mendapatkan air minum, mereka harus memperlihatkan tiket dari seng yang diberi tulisan K/V. Sore hari, mereka menjalni lagi pemeriksaan kesehatan.

Berita Terkait

Image

Hamka Marah Jumlah Orang yang Naik Haji Dibatasi: Yang Menghisap Kekayaan Nasional Bukan Orang Naik Haji

Image

Heboh! Jamaah Haji Berebut Cium Tangan dan Baju Bupati Bandung Usai Cuci Baitullah

Image

Usai Cuci Ka'bah Kenapa Bupati Bandung Jadi Orang Keramat?