Ratu Belanda Kecewa Jepang Rebut Indonesia, Kenapa?
Pada Mei 1940, Jerman menguasai Belanda, membuat Ratu Belanda mengungsi ke London, Inggris. Ini membuat kekuatan Belanda melemah, sehingga ketika Jepang menyerbu Indonesia sejak Desember 1941, perlawaan Belanda kurang bertenaga.
Pada Maret 1942 Jepang merebut Indonesia. Hilanglah kekuasaan Belanda sejak abad ke-17 atas negeri yang ia namai Hindia Belanda itu.
Pada Desember 1942, Ratu Belanda menyampaikan pidato radio di London. Ia mengungkapkan perasaan kecewa atas ulah Jepang yang ia anggap telah berbuat khianat. Kenapa?
Saat perang di Eropa berkecamuk pada 1939, kaum pergerakan kemerdekaan Indonesia sudah berpikir tentang nasib Indonesia jika Belanda kalah perang di Eropa. Yang berada di Volksraad menuntut diberikannya pemerintahan sendiri, karena tak ingin Indonesia dikuasai oleh Jerman yang mengalahkan Belanda.
Tuntutan mereka dikenal sebagai keinginan Indonesia Berparlemen. Tapi Belanda tidak mengabulkannya.
Di tengah kecamuk perang, pada Januari 1942, Belanda mengadakan musyawarah kerajaan, melibatkan Hindia Belanda, Suriname, dan Curacao. Ratu Belanda menyatakan bahwa Kerajaan Belanda memastikan perlunya pembaharuan dalam pemerintahan.
“Tetapi penetapan bentuk pemerintahan itu, pada masa ini tidak dapat dan juga tidak mungkin,” kata Ratu Belanda Wilhelmina. Peperangan ia sebut sebagai penghalang persiapan pembentukan pemerintahan baru itu.
Jepang yang masuk ke Indonesia sebagai saudara tua yang ingin membantu membebaskan Indonesia dari Belanda memang mendapat sambutan positif dari bangsa Indonesia. Di beberapa daerah, sambutan kepada tentara Jepang dilakukan dengan gegap gempita.
Meski Hindia Belanda, Suriname, dan Curacao akan diberi tanggung jawab memikul semua urusan dalam dan luar negeri, Ratu Belanda menegaskan, Belanda, Hindia Belanda, Suriname, dan Curacao tetap harus bertindak menuju ke arah persatuan kerajaan.
Ratu Belanda juga menegaskan tak akan ada lagi perbedaan perlakuan berdasarkan perbedaan warna kulit dan ras. Belanda akan menerapkan tindakan politik di Hindia Belanda, Suriname, dan Curacao berdasarkan kepandaian penduduk.
“Kepentingan-kepentingan berbagai golongan penduduk akan memberikan kepastian untuk tindakan dari pemerintahan,” kata Ratu Belanda.
Tapi keinginan itu hanya keinginan, karena pada Maret 1942 Belanda kalah dari Jepang di Indonesia. Jepang menjadi penguasa baru di Indonesia.
Pada awalnya, bangsa Indonesia menyambut Jepang, karena dianggap memunculkan harapan baru. Namun kemudian, bangsa Indonesia melihat Jepang ternyata juga tak beda jauh dengan Belanda.
Ketika Sekutu mengalahkan Jepang, Belanda merasa masih memiliki hak atas Indonesia. Maka, Belanda tidak mengakui proklamasi kemerdekaan yang dilakukan oleh Sukarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.
Ratu Belanda kembali menyampaikan pidato radio pada 6 November 1945. Ratu Belanda menyatakan akan menjalankan rencana Kerajaan yang ia sampaikan sebelum Indonesia direbut Jepang.