Ketidaksukaan pada Nama Indonesia Masih Muncul pada 1945
![Belanda terusir dari Hindia-Belanda setelah Jepang masuk pada 1942. Ketika Jepang kalah di Perang Dunia II pada 1945, Belanda berusaha masuk lagi ke Hindia-Belanda. Pada tahun 1945 ini, masih ada ketidaksukaan terhadap nama Indonesia dari kalangan Belanda.](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/hn36jsqb1k.jpg)
Gugatan terhadap nama “Indonesia” dan “orang Indonesia” itu pun masih muncul pada 1945, seperti kesaksian D Lageman ini di Oost Indie edisi Juni 1945:
Banyak yang masih ragu, bahkan terkadang enggan, untuk menggunakan nama ini.
Ini menemukan penjelasannya, tidak hanya karena orang Belanda pada dasarnya konservatif --dan istilah Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda) dan Inlander (Pribumi) telah digunakan selama berabad-abad-- tetapi terutama juga karena nama Indonesie(r) (Indonesia dan orang Indonesia) secara khusus digunakan oleh partai-partai politik Indonesia sebelum perang, yang sering menganjurkan sikap anti-Belanda yang mengganggu.
Ketidaksukaan Belanda terhadap sebutan Indonesia terutama, karena berkonotasi memisahkan diri dari Belanda. Selain itu, nama Indonesia juga dinilai secara etnologi tak mewakili orang-orang yang mendiami wilayah kepulauan Nusantara itu. Suku di Nusantara sangat beragam dan tidak merupakan kesatuan.
Oohya! Baca juga ya:
Nama Indonesia Ternyata Membuat Belanda Kepanasan, Siapa Perintisnya?
Pada 1920-an, Indonesia adalah Nama Perusahaan Asuransi, Sukarno Mengagumi Nama Itu
Indonesia Lebih Nendangi daripada Nusantara
Pada 1921 Ada Usulan Amendemen UUD untuk Ganti Hindia-Belanda dengan Indonesia
Priyantono Oemar
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/2dcba3833a408c306a7f37165f038a2a.jpeg)