Hari Hutan Internasional, Kera Menyesal Berevolusi Menjadi Manusia
![Indonesia terus melakukan upaya menurunkan laju deforestasi. Poster yang dibuat Jejak Republik menyambut Hari Hutan Internasional ini menggambarkan penuh satir penyesalan kera berevoluasi menjadi manusia, karena setelah menjadi manusia malah merusak hutan, rumah tinggal kera.](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/48vuawr8pb.jpg)
Beberapa program usaha Jejak Republik terkait dengan kehutanan. Syafiril Erman dari Jejak Republik menjelaskan, dari program-program itu ada bahasan-bahasan terkait deforestasi. “Kini yang paling merepotkan pemda-pemda di Sulawesi Tengah dan Jawa Barat adalah isu land clearing untuk tujuan penambangan. Dampak perusakannya luar biasa,” kata Syafiril, Selasa (21/3/2023).
Karena itu, menyambut Hari Hutan Internasional, Jejak Republik meluncurkan poster khusus yang penuh satir mengenai kerusakan hutan. “Di Sulteng, misalnya, hutan dirusak oleh aktivitas tambang, di Jawa Barat dirusak oleh aktivitas property,” kata Syafiril yang juga penulis novel Kepundan, terbitan Bentang.
Hutan adalah rumah beragam satwa, termasuk kera, yang dalam teori evolusi Darwin disebut sebagai nenek moyang manusia. Tapi setelah menjadi manusia, mereka lupa dengan rumahnya semula, hutan. Hutan dirusak.
Di dalam poster itu ada gambar simpanse sedang duduk menutup mata dengan tangannya. Di atasnya ada tulisan:
Katanya berakal, tapi merusak alam dan lingkungan
Tahu manusia serakus dan sekejam ini, tak sudi aku ber-evolusi.
Biar kalian menjadi monyet selamanya.
Oohya! Baca juga:
- Hari Hutan Internasional, FAO Berpesan Jaga Hutan untuk Kesejahteraan Manusia.
- Hari Hutan Internasional, Berapa Penurunan Laju Deforstasi di Indonesia?
Priyantono Oemar
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/2dcba3833a408c306a7f37165f038a2a.jpeg)