Lincak

Sebelum Kongres Pemuda Indonesia Kedua, Soenario Pun Sudah Ikut Menyebut Nama Bahasa Indonesia

Prof Mr Soenario sudah ikut menyebut nama bahasa Indonesia pada Maret 1928, tujuh bulan sebelum Kongres Pemuda Indonesia Kedua.
Prof Mr Soenario sudah ikut menyebut nama bahasa Indonesia pada Maret 1928, tujuh bulan sebelum Kongres Pemuda Indonesia Kedua.

Nama bahasa Indonesia sudah muncul sebelum Kongres Pemuda Indonesia Kedua.

Penyebutan nama bahasa Indonesia juga pernah dilontarkan oleh Soenario pada Maret 1928 di pertemuan berbagai organisasi menyambut pembebasan Hatta dan kawan-kawan. Hatta bersama tiga rekannya, mahasiswa Indonesia di Belanda, ditangkap oleh polisi Belanda. Penangkapan Hatta dan kawan-kawan itu rupanya ulah licik dan ngawur dari Westenink, penasihat Kementerian Tanah Jajahan Belanda. Pengadilan di Belanda kemudian membebaskan Hatta dan kawan-kawan pada 22 Maret 1928 dan Westenink dipecat dari posisinya di Kementerian Tanah Jajahan.

Telegram mengenai informasi pembebasan itu dikirim dari Belanda ke kalangan pergerakan nasional di Batavia. Telegram itu kemudian dibacakan oleh Soenario di pertemuan berbagai organisasi itu. Telegram berbahasa Belanda itu sudah diterjemahkan oleh redaksi koran Keng Po, “Dalam bahasa Melayu, eh, bahasa Indonesia,” kata Soenario yang disambut tepuk tangan meriah hadirin (De Indische Courant, 28 Maret 1928).

Pertemuan yang diadakan di Bogor itu dihadiri tokoh-tokoh dari Sarekat Islam, Boedi Oetomo, Perserikatan Nasional Indonesia, Pasoendan, Sumatranenbond, Kaoem Batawi, ISDP, Jong Java dan Jong Celebes, bersama-sama dengan perhimpunan Arab. Ada Tjokroaminoto sebagai ketua rapat, ada dokter Kajadoe sebagai sekretaris, Haji Agus Salim, MH Thamrin, Manopo, Soenario, Manoenoentoe, dan sebagainya, termasuk para pejabat Belanda dan bupati serta patih.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Priyantono Oemar

Oohya! Jangan lupa baca ini juga: Koran Hindia Baroe Ini Jadi Bukti Nama Bahasa Indonesia Disebut untuk Pertama Kalinya.