Tentang Modifikasi Kebaya dan Beskap untuk Kepraktisan Melindungi Tubuh

Bawahan kain batik, atasan kebaya, itulah pakaian yang dikenakan perempuan Jawa. Modifikasi kebaya dengan pengaruh Islam membuat kain kemben tidak digunakan lagi.
Oohya! Mangkunegara IV, seperti yang ditulis dalam Ini yang Membuat Kain Batik Diubah Menjadi Baju, yang Menurut Anies Baswedan Melanggar Pakem, telah memodernkan beskap Jawa dengan jas Eropa. Pada 1871, seperti diceritakan oleh John Pemberton di buku Jawa, Mangkunegara IV menggunting ekor rokkie Belanda --yaitu jas Eropa yang memiliki ekor memanjang di bagian belakang. Untuk bawahan masih dipakai kain batik, sedangkan atasan berupa beskap hasil modifikasi rokkie Belanda itu. DI bagian punggung memiliki ruang untuk menyelipkan keris.
Pada abad ke-19 ini, pengaruh Islam juga dimasukkan ke kebaya. Lahirlah kebaya dengan leher tinggi. Dengan kebaya model ini, maka kain kemben (kain lilit penutup dada) tak lagi menjadi kostum mayoritas perempuan Jawa. “Pengaruh Islam terhadap kostum Jawa dapat juga dideteksi pada gaya kebaya berleher tinggi, bahan-bahan polos sebagai pengganti batik, serta menutupi rambut dan leher,” tulis Henk Schulte Nordholt di buku Outward Appearances; Trend, Identitas, Kepentingan.
Sedangkan untuk laki-laki, mereka mengenakan serban menggantikan blangkon dalam kesempatan tertentu. Biasanya pada perayaan hari-hari besar Islam yang tak dihadiri oleh orang Belanda.
Oohya! Jangan lupa baca juga: Baju Batik, Kata Anies Baswedan Melanggar Pakem, Diserang Ruhut Sitompul. Apa Maksudnya?
Ma Roejan
