Anekdot Haji Agus Salim, tidak Ikut Mengantar Jenazah MH Thamrin ke Kuburan
Orang-orang pada heran Haji Agus Salim tidak ikut mengantar jenazah MH Thamrin ke kuburan.
Orang-orang heran ketika mengetahui Haji Agus Salim tidak ikut mengantarkan jenazah MH Thamrin ke kuburan. “Orang lihat dia hanya duduk saja di beranda rumahnya seketika perarakan itu lalu menuju kuburan,” tulis majalah Pedoman Masjarakat, 29 Januari 1940.
Lalu ada orang yang bertanya kepadanya: Mengapa tidak ikut mengantarkan jenazah MH Thamrin? Apakah Agus Salim benci kepada MH Thamrin? Agus Salim, seperti diceritakan Pedoman Masjarakat, menjawab, “Tak ada alasan bagiku benci kepada MH Thamrin, karena bilamana orang yang wafat terhenti pertikaian pikiran manusia, tinggal perkara manusia dengan Tuhannya.”
Tentang perarakan mengantar jenazah MH Thamrin pada 12 Januari 1940, sungguh merupakan lautan manusia. Pedoman Masjarakat melaporkan, pukul 08.00 kereta jenazah sudah menanti di tepi jalan. Lalu lintas dan trem terpaksa berhenti. Jenazah MH Thamrin dikafani dan ditutupi dengan bendera Parindra, hijau-merah-putih. Lalu dibawa ke masjid di Jalan Alhambra, Sawah Besar. Pemuda-pemudi Surya Wiryawan dan Barisan Pemuda Gerindo membawa 70 karangan bunga. Setelah dishalatkan, jenazah dimasukkan ke kereta jenazah. Barisan pengantar disebut Pedoman Masjarakat bukan kepalang panjangnya menuju Kuburan Karet, Tanah Abang. Rutenya: Sawab Besar, Molenvliet Oost, Harmoni, Rijswijkstraat, Tanah Abang West, Tanah Abang Heuvel, dan Karetweg, sepanjang enam kilometer.
“Tetapi tentang ‘perarakan menghantar mayat itu aka nada orang yang berkata nanti ‘paturlah HA Salim tidak ikut di dalam perarakan demikian’,” tulis Pedoman Masjarakat mengutip jawaban Agus Salim bahwa setelah manusia meninggal urusannya tinggal dengan Tuhan.