Pitan

Turas, Kata Lama yang Terlupakan

KBBI Edisi V diluncurkan pada 2016. Pada 2016 ini diluncurkan juga KBBI Daring. Kata turas ada di dalamnya. Apa artinya?

Oleh Abdullah Muzi Marpaung, dosen Teknologi Pangan Universitas Swiss German, narasumber Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk penyusunan istilah Ilmu dan Teknologi Pangan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2016) kata turas digolongkan sebagai prakategorial yang baru memiliki makna dalam bentuk kata turunan. Hanya ada satu kata turunan dari turas, yaitu peturasan yang berarti tempat buang air kecil.

Kata ini tergolong kata yang relatif baru, sebab tidak termuat pada kamus bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta tahun 1954. Akan tetapi, dalam bahasa Jawa peturasan merupakan istilah yang telah lama dikenal sebagaimana termuat pada Baoesastra Djawa (Poerwadarminta 1939), Javaans-Nederlands Handwoordenboek (Pigeaud, 1938), De Garebegs in het Sultanaat Jogjakarta (Tirtokoesoemo, 1931), bahkan pada Serat Centini yang disusun pada tahun 1814 – 1823 di bawah kendali Pangeran Adipati Anom Amangkungara III.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berbeda dengan itu, beberapa kamus Melayu lama, baik Melayu-Belanda maupun Melayu-Inggris memiliki lema turas dengan arti lain. Pada kamus Melayu-Belanda susunan Klinkert (1902) turas dicantumkan sebagai prakategorial dengan dua kata turunan: menuras yang berarti menyaring, terutama zat pewarna dalam keadaan cair dan penuras yang berarti penyaring atau alat untuk menyaring.

Baca Juga: Nebeng

Pada edisi kamusnya yang lebih baru (1916) Klinkert menambahkan satu kata turunan lagi, yaitu turasan yang berarti hasil penyaringan. Wilkinson (1901) menyertakan lema turas dan penuras dalam kamus Melayu-Inggris yang disusunnya, masing-masing dengan arti penyaringan dan sejenis saringan kasar yang digunakan dalam proses pewarnaan tradisional.

Penninga (1905) menyebutkan bahwa turas merupakan bahasa Melayu tinggi dan padanannya dalam bahasa Melayu rendah ialah saring. Turas dengan arti saring dijumpai pula pada beberapa kamus lama lainnya.

Perbendaharaan kata lama ini merupakan modal yang berharga bagi Badan Bahasa untuk meningkatkan jumlah entri KBBI. Turas bukan satu-satunya kata lama yang tampaknya tak tesertakan dalam perjalanan panjang bahasa Indonesia menuju hari ini. Masih banyak kata lama lain yang layak dipertimbangkan untuk disertakan dalam KBBI, seperti ngangut, rungkap, sebawa, seligut, tangkin, dan lain-lain.

Khusus untuk turas, kata ini tampaknya memiliki tempat di dunia sains dan teknologi, yang berbeda dengan saring, tapis, dan ayak. Kata ini layak diusulkan untuk dipakai sebagai istilah dalam proses penyaringan zat warna atau pigmen yang diekstraksi dari bahan alam.

Berita Terkait

Image

Halal Bihalal Pernah Diadakan oleh Kalangan Katolik, Kata Itu Kapan Muncul?

Image

Pucat Pasi yang tak Jelas dari Mana