Pitan

Gubernur Jenderal Hindia Belanda HW Daendels Mengusung Tema Perubahan

Patung HW Daendels dengan Pangeran Kornel di sisi jalan raya pos Cadas Pangeran, Sumedang, Jawa Barat. Meski menyengsarakan rakyat Jawa, Daendels dianggap mengusung perubahan oleh Belanda.

Tampil untuk pertama kalinya sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 1987, Megawati mampu menaikkan perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Jika pada Pemilu 1982 PDI hanya memperoleh 24 kursi parlemen, pada Pemilu 1987 PDI meraih 40 kursi parlemen.

Tapi Golkar juga memperoleh kenaikan perolehan jumlah kursi. Jika pada Pemilu 1982 hanya memperoleh 242 kursi, pada Pemilu 1987 Golkar mendapat 299 kursi. PPP yang merosot perolehan kursinya, dari 94 kursi pada Pemilu 1982 menjadi hanya 61 kursi pada Pemilu 1987.

Megawati mengusung tema kampanye kebebasan dan perubahan. Massa kampanye membawa foto-foto Sukarno, ayah Megawati.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya: Di Kampanye Pemilu 1987 Megawati Usung Tema Kebebasan dan Perubahan, Apa Tema yang Diusung PDIP untuk 2024?

Di masa pemerintahan Hindia-Belanda, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (HW) adalah juga sosok yang mengusung tema perubahan selama masa kariernya. Lahir di Hattem, Belanda, 21 Oktober 1762, HW Daendels mengabdi pada Paris sejak muda.

Pada usia 20 tahun, ia memimpin gerakan perubahan untuk membangun pemerintahan republik. Gerakan ini dikenal sampai Prusia dan Prancis. Ayahnya, Burchard Johan Daendels adalah sekretaris di Istana. Ketika ia mengundurkan diri pada 1784, ia merekemondasikan anaknya, Herman Willem, sebagai penggantinya. Tapi pemerintah menolaknya, kendati rakyat juga menginginkannya.

Pada 1787, tentara Prusia menguasai Hattem, dan HW Daendels diusir dari Hattem. Ia pergi ke Prancis. Ketika Legiun Batavia berdiri pada 1793, ia diangkat menjadi letnan kolonel di legiun ini. "Willem van Hattem" mengajak teman-temannya mengangkat senjata untuk membebaskan tanah air mereka.

“Bahkan sebelum kedatangan tentara utama Prancis, revolusi di Amsterdam tercapai dengan bantuan Daendels. Salah satu prestasi besarnya adalah menyelamatkan Republik Batavia,” tulis De Locomotief, koran berbahasa belanda yang terbit di Semarang. Belanda merdeka pada 19 Januari 1795 atas dukungan Prancis.

Oohya! Baca juga ya: Hal yang Membuat Hubungan SBY dan Megawati Merenggang

Bosan menjadi panglima Prancis, ia mengundurkan diri pada 1802. Ia dihadiahi hamparan padang rumput yang luas di Heerderdal, tetapi ia tidak berminat di bidang pertanian. Oleh Napoleon, ia kemudian diangkat menjadi gubernur Jenderal Hindia-Belanda dengan pangkat marsekal. Ia pun membawa perubahan di Hindia-Belanda.

Reorganisasi peradilan dan sistem remunerasi pegawai negeri yang lebih baik menjadi perhatiannya. Ia juga membangun jalan raya pos yang menghubungan berbagai daerah di Jawa lewat pantai utara. Proyek ini membawa kesengsaraan rakyat Jawa, tetapi memberikan kebanggaan bagi bangsa Eropa.

“Ini adalah sebuah karya indah yang masih menggugah dan patut dikagumi setiap pengunjung,” ujar Lucie Daendels, cucu HW Daendels, saat peresmian prasasti untuk mengenang jasa HW Daendels di Hattem, pada Oktober 1920. Lucie mengutip pernyataan Max Havelaar mengenai jalan raya pos itu. Max Havelaar adalah tokoh karya Multatuli dalam roman Max Havelaar.

Oohya! Baca juga ya: Seskab Zaman SBY, Dipo Alam, Usul ke Megawati Agar PDIP Berkoalisi dengan Demokrat

Multatuli menyebut kehidupan HW Daendels sebagai drama penuh perubahan dengan liku-liku yang tidak terduga. “Apa yang paling mengejutkan kami tentang Daendels adalah keberanian dan antusiasmenya dalam menangani segala hal. Baginya, perkataan dan perbuatan adalah satu, dan ia tidak luput dari kesulitan apa pun yang timbul karenanya,” tulis De Locomotief.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
De Locomotif, 15 Oktober 1920

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi