Lincak

Jokowi dan Sukarno Beda Nasib, Meski Sama-sama Ganti Nama

Presiden Jokowi bernama kecil Mulyono. Karena sakit-sakitan lalu berganti nama. Sukarno adalah presiden yang juga pernah ganti nama. Tapi mereka beda nasib.

Belakangan khalayak ramai lebih sering enggan menyebut nama Jokowi. Mereka menyebut nama Mulyono untuk menyebut nama presiden yang akan berakhir kekuasannya pada Oktober mendatang.

Mulyono adalah nama kecil Jokowi. Selain Jokowi, Sukarno atau Bung Karno, adalah juga presiden yang pernah berganti nama. Nama kecil Sukarno adalah Kusno.

Jokowi mengatakan, pada masa kecil ia sering sakit-sakitan, sehingga ia harus ganti nama, dari Mulyono menjadi Joko Widodo. Ia mengatakan, menurut penjelasan ibunya, nama Mulyono terlalu berat baginya sehingga membuatnya sakit-sakitan. Mulyo artinya mulia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya: Raja Jawa yang Disebut Ketum Golkar dan Tuli Hindia Timur

Bagaimana dengan Bung Karno? Nama Kusno, menurut koran Het Vrije Volk edisi 4 Desember 1965, tidak membawa kebahagiaan bagi anak kecil yang sering sakit-sakitan.

“Aku memulai hidup ini sebagai anak jang penjakitan. Aku mendapat malaria, disenteri, semua penjakit dan setiap penjakit. Bapak menerangkan, ,’Namanya tidak cocok. Kita harus memberinja nama lain supaja tidak sakit-sakit lagi.’,” kata Sukarno kepada Cindy Adams di buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Ayahnya kemudian memberi nama baru Sukarno. “Karno adalah salah seorang pahlawan terbesar dalam cerita Mahabharata,” ungkap Bung Karno.

Bung Karno senang dengan nama barunya itu. “Kalau begitu tentu Karno seorang yang sangat kuat dan sangat besar," kata Bung karno.

“Juga setia pada kawan-kawannya dan keyakinannya, dengan tidak mempedulikan akibatnya. Tersohor karena keberanian dan kesaktiannya. Karno adalah pejuang bagi negaranya dan seorang patriot yang saleh," kata ayah Bung Karno menguatkan pendapat Bung Karno.

“Bukankah Karno berarti juga telinga?" tanya Sukarno kecil.

“Ya, pahlawan perang ini diberi nama itu disebabkan kelahirannya,” kata ayah Bung Karno.

Oohya! Baca juga ya: Gen Z Berorganisasi? Ini Kata Anggota Muda PMB

Ayah Bung Karno lalu bercerita, dahulu kala ada seorang putri yang cantik bernama Kunti. Pada suatu hari, putri Kunti terlihat oleh Surya Dewa Matahari. Batara Surya memeluk dan membujuknya dengan keberanian dan cahaja panasnya.

Putri Kunti kemudian mengandung meski ia masih perawan. Kehamilan Putri Kunti itu membuat persoalan baru.

Batara Surya gusar. Bagaimana cara melahirkan anaknya agar tidak menodai kesucian Putri Kunti?

“Akhirnya dapat dipecahkannya, dengan melahirkan bayi itu melalui telinga sang putri. Jadi, karena itulah pahlawan Mahabharata itu dinamai Karna atau telinga," jelas ayah Sukarno.

Bung Karno kemudian menjadi Pemimpin Besar Revolusi. Ia menjadi Bapak Proklamator dan kemudian menjadi presiden dan diangkat menjadi presiden seumur hidup. Berkah dari ganti nama?

Beda nasib dengan Jokowi yang memiliki nama kecil Mulyono, yang hanya ingin menjadi presiden tiga periode saja ditentang habis-habisan oleh partainya dan rakyat banyak. Bung Karno juga tidak memperjuangkan anak-anaknya menjadi pemimpin Indonesia.

Priyantono Oemar