Siapa 10 Pemuda Pengguncang Dunia yang Dimaksud Bung Karno?
Bung Karno hanya memerlukan 10 pemuda untuk bisa mengguncang dunia.
Setelah dibebaskan dari penjara Sukamiskin, Sukarno menghadiri Kongres Indonesia Raya dii Surabaya. Pada Kamis malam, 31 Desember 1931, di kongres itu Sukarno mengatakan, “Kita masuk ke dalam bui Sukamiskin dua tahun lamanya. Masuk sebagai pemimpin rakyat, maka hari ini kita berdiri di hadapan rakyat, sebagai pemimpin. Malah ibarat keris, baru dapat cucian, yang dihunus dari sarangnya, yang jauh lebih tajam dari tadinya.”
Di hadapan sekitar 6.000 orang, Sukarno juga mengatakan, “Kita keluar dari bui, setelah menjalankan pengorbanan kita, kita berasa sangat senang sekali. Seperti seorang putra Indonesia yang berbakti kepada ibunya, Ibu Indonesia, dengana memasuki penjara tadi telah menyuntingkan dan meletakkan setangkai bunga di sanggul (konde) dari ibunya.”
Kepada para pemuda yang hadir menyambutnya di kongres itu, dengan menyebut dirinya sebagai Bung Sukarno, ia berkata: Bapakmu, aku, Bung Sukarno, telah tiba dari Sukamiskin, sekarang sediakan senjata persatuan. Artinya senjata pergerakan rakyat, kumpul menjadi satu, supaya dapat digunakan untuk meneruskan cita-cita kita ke Indonesia Merdeka dan Indonesia Raya.”
Lalu ia berpesan kepada para pemuda, “Ini pesanku untuk kalian, saudara-saudara muda. Aku meminta kalian membantuku. Dan imbalannya, saudara-saudara, aku akan berikan kemerdekaan Indonesia kelak. Singkatnya, aku dapat gambarkan kekuatan semangat pemuda sebagai berikut; Beri aku 1.000 orang tua dan bersama mereka dapat kupindahkan Gunung Semeru. Tapi, beri aku 1.000. Tidak. Seratus, ya, bahkan hanya 10 pemuda dengan semangat muda dan cinta Tanah Air yang membara, akan kuguncangkan dunia. PPPI, para pelajar di Kairo dan di Belanda, kalian semua, bantu aku memperoleh persatuan ini.”
Siapa 10 pemuda yang dimaksud Bung Karno? Kongres Pemuda Indonesia Kedua, Sukarno mengirimkan pidato tertulis di kongres ini, kepanitiaannya hanya diisi oleh sembilan pemuda. Kongres Pemuda Indonesia Kedua ini meruoakan lanjutan dari Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Panitia kongres yang pertama ada 10 orang, yaitu Tabrani, Bahder Djohan, Soemarto, Jan Toule Soulehuwij, Djamaloedin Adinegoro, Soewarso, Hamami, Paul Pinontoan, Sanuse Pane, dan Sarbaini.
Di malam pembukaan kongres, Tabrani selaku ketua panitia menutup pidatonya dengan menyeru, “Rakyat di seluruh kepulauan Indonesia, bersatulah.” Terdengar seperti seruan yang pernah dilontarkan Karl Marx. “Kaum proletar di seluruh dunia, bersatulah! Engkau tidak bisa kehilangan apa-apa kecuali belenggumu!”
Setelah Kongres Pemuda Indonesia Pertama, Hindia Belanda memang guncang. Para pemuda terus bergerak menguatkan persatuan Indonesia. Mereka semakin banyak menggunakan bahasa Indonesia di dalam pertemuan-pertemuan mereka. Lahir kemudian Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, Jong Indonesia (Pemuda Indonesia), dan Partai Nasional Indonesia. Sepuluh pemuda itu sepertinya yang telah menginspirasi Bung Karno melontarkan ucapan yang terkenal itu: Berikan aku 10 pemuda, akan aku guncang dunia.
Priyantono Oemar