Mengedur, Ngedur, Dur-duran

Netlfix menulis pengantar: Misteri pembunuhan penuh ketegangan yang binge-worthy. Binge-worthy dimaksudkan untuk film-film yang dikategorikan layak ditonton secara dur-duran, terus-terusan.
Aktivitas menonton secara dur-duran itu dalam istilah Inggrisnya adalah binge-watching. Kamus Merriam-Webster mendefinisikan binge sebagai aktivitas “pemanjaan diri yang tak terkendali dan seringkali berlebihan”.
Di Jawa, masyarakat biasa melakukan aktivitas ini saat menonton kesenian tradisional semalam suntuk: Ketoprak, wayang kulut, wayang orang. Ngedur, orang Jawa bilang. Atau bisa juga disebut dur-duran. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bisa kita sebut mengedur.
Ketika masih melakukan liputan untuk desk minggu dan dilanjut liputan untuk desk khusus, tiap hari Senin saya melakukan aktivitas ini. Sedari pukul 13.00 menonton film di gedung bioskop dekat kantor yang memiliki enam studio hingga pukul 22.00.
Begitu selesai menonton satu film, segera keluar lalu beli tiket untuk film berikutnya dengan dijeda shalat Ashar dan Maghrib. Setelah menonton empat film, baru kemudian ke kantor untuk mengecek penugasan dari redaktur yang selalu keluar Senin sore.
Sebelumnya, ketika masih di Bandung, jika tak ada kegiatan di hari libur, biasa menghabiskan waktu dengan menyewa beberapa judul film di rental VCD/DVD. Maka, dari pagi sampai tengah malam menonton film secara dur-duran.
Sekarang, dengan menggunakan telepon seluler, kita bisa mengedur. Sambil rebahan.
Dulu, sewaktu Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer baru terbit, seorang kawan di kantor mengedur. Bolos kerja dua hari untuk menyelesaikan roman setebal 751 halaman itu.
Saya tak kuat mengedur. Baru selesai baca Arus Balik setelah setahun membacanya, di kereta api dalam perjalanan Jakarta-Bandung atau sebaliknya.
Pegiat bahasa Ivan Lanin di dalam blognya, ivanlanin.medium.com, memadankan binge-watching itu dengan istilah maratonton. Enak didengar di telinga.
Maratonton berasal dari maraton menonton. Namun, kata ini menyalahi hukum Diterangkan-Menerangkan (D-M) dalam tata bahasa Indonesia.
Sesuai hukum D-M, seharusnya menonton maraton, dengan menonton sebagai unsur yang diterangkan dan maraton sebagai unsur yang menerangkan, sebagaimana lari maraton, rapat maraton. Bukan maraton lari, bukan pula maraton rapat.
Saya cukup menyebutnya mengedur atau dur-duran untuk binge-watching. Dur-duran bisa diterima sebagai kata dalam bahasa Indonesia, karena arti dur atau ngedur adalah terus. Dur-duran sama dengan terus-terusan.
Maka, binge-worthy berarti layak didur.
Priyantono Oemar
