Ke Korea, Tiga Pelajar Berjilbab dari Gorontalo Ini Jadi Kebanggaan Keluarga, Sekolah, dan Indonesia
Tim Indonesia dari MAN Insan Cendekia Gorontalo ini terdiri dari Marha Rifani Fayza Bahsuan, Nabilah Zulaeka Putri Darmawangsah, dan Tiara Myreen Alilatulbariza Husain.Mereka merupakan tim juara Kompetisi Standardisasi Nasional (KSN) Tingkat SMA/SMK Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) pada Mei - Juli 2023.
Mereka berangkat ke Korea Selatan (Korsel) pada 18 Agusus 2023. Bersama mereka, berangkat juga tim dari SMA Jubilee Jakarta (Tim Realists): Amanda Dansingani, Nerissha Arviana, dan Muhammad Yazid Razaki.
Selama di Korsel mereka berlomba di Olimpiade Standar Internasional ke-18 yang diadakan pada 21-23 AGustus 2023 di Ansan, Korsel. Olimpiade diselenggarakan oleh Korean Agency for Technology and Standards (KATS) bekerja sama dengan Korean Standards Assosiation (KSA) dan The Korean Federation of Technology Education Society.
Tim dari MAN Insan Cendekia Gorontalo meraih medali perunggu. “Kami bangga dengan prestasi dari MAN Insan Cendekia Gorontalo di Olimpiade Standar Internasional ke-18 yang telah mengharumkan nama Indonesia dalam kompetisi pelajar internasional bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian ini,” ungkap Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian BSN, Arini Widyastuti, saat mendampingi Tim Indonesia di Korea, Kamis (24/8/2023).
Tahun ini, Olimpiade Standar Internasional diikuti 40 tim dari sembilan negara dengan total 40 tim. Dalam kompetisi ini setiap tim diberikan tugas menulis draft standar internasional terkait topik “Biometrics – Performance evaluation methods of face recognition systems” dan memaparkan dokumen standar yang telah disusun kepada dewan juri.
Olimpiade Standar Internasional yang diselenggarakan sejak tahun 2006 ini bertujuan mempromosikan standar kepada generasi muda serta memberikan gambaran betapa standar penting dalam kehidupan manusia. “Semoga prestasi yang telah diraih ini bisa menjadi pemacu semangat bagi siswa lain di Indonesia untuk mempelajari standardisasi dan penilaian kesesuaian," kata Arini.
Ma Roejan