Jalan ke Baduy, Ini Alasan Rumah Warga Baduy Dalam Berpintu Satu tanpa Jendela

Jumat (2/6/2023), seperti yang diceritakan Sapri, adalah jadwal pembongkaran rumahnya. "Dulu lahan ini rawa, fondasi batunya sudah turun," kara Sapri, Ahad (28/5/2023).
Rumah Sapri persis di pinggir sungai. Empat tahun lalu rumahnya dibangun, berdinding anyaman bambu dan beratap daun palem. Daun palem bisa bertahan empat tahun, dan sudah saatnya harus diganti.
Di samping rumahnya sudah ada kayu-kayu dan daun palem yang sudah siap dipasang, menggantikan yang rusak. Sabtu (27/5/2023) malam, rumah Sapri menjadi salah satu dari lima rumah yang diinapi rombongan pengunjung dari Bandung. Ada 47 orang anggota rombongan, terdiri dari anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung, mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, komunitas Merdeka Hiking Club, dan relawan Posko Jenggala.
Saat kami berbincang, Sayuk --anak Sapri-- sedang bermain dengan teman-temannya. Andi Sahrandi dari Posko Jenggala memanggil Sayuk, meminta mengumpulkan lima orang untuk diberi hadiah jika bisa menjawab tebak-tebakan yang ditanyakan Andi.
Di kampung Baduy Dalam, Cibeo, rumah hanya boleh berdinding bambu beratap daun palem. Rumah juga hanya memiliki satu pintu, tanpa jendela, dan ada lubang-lubang kecil yang disebut lolongok, lubang tempat cahaya melongok ke dalam rumah. "Karena di sini gelap, jadi dibuat lubang itu buar ada sinar," ujar Sarnia, anak-menantu Sadim mengenai lolongok yang ada di dinding depan bagian kanan ruang rumah yang difungsikan sebagai dapur.
Lubang kecil ini dibuat dengan cara memotong ruas anyaman bambu yang dipakai dinding. "Pantang jendela. Pintu pun juga satu, karena istri juga satu," ujar Ralim, warga Cibeo, saat saya bertanya 10 tahun lalu, yaitu pada Januari 2013.
Beginilah rumah masyarakat Baduy Dalam dari dulu. Dipertahankan secara turun temurun sesuai aturan adat. Kata Emen Sarta, warga Baduy Luar dari Kampung Ciboleger, masyarakat Baduy mengamalkan falsafah: lonjor teu bisa dipotong, pendek teu bisa disambung, kurang teu bisa ditambah. Falsafah ini memberitahu bahwa sesuatu yang sudah dijalankan sejak dulu, tidak perlu diubah: Panjang tak bisa dipotong, pendek tak bisa disambung, kurang tak bisa ditambah.
Priyantono Oemar