Cerita Megawati Menolak Dua Permintaan Presiden George Bush
Gara-gara PDIP menolak kehadiran kesebelasan Israel di Piala Dunia U20, jadi ingat cerita Megawati menolak dua permintaan Presiden Amerika Serikat George Bush. Pada 2005, saya mendapat penjelasan di Kongres Amerika Serikat bahwa Megawati dijauhi oleh Bush. Padahal, Megawati merupakan presiden pertama yang berkunjung ke Amerika pascatragedi 911. Kunjungan ini diharapkan oleh Kongres membawa angin segar bagi pemulihan hubungan luar negeri Amerika-Indonesia. Tapi, rupanya, harapan itu pupus.
Bush menjauhi Megawati dan memilih membuka komunikasi dengan SBY, menteri kabinet Megawati. Kongres Amerika menyebut beberapa kali SBY datang di Amerika.
"Mbak Mega menerima telepon malam-malam," kata Taufiq Kiemas, suami Mega, pada 2012. Saya bertemu dengan Taufiq untuk urusan wawancara Tokoh Perubahan Republika.
Taufiq bercerita, setelah menerima telepon dari Bush pada 2003 itu, wajah Mega terlihat cemberut. Dalam komunikasi telepon itu, Bush meminta dua hal kepada Mega. Pertama agar Abubakar Baasyir ditangkap. Kedua agar Indonesia mendukung serangan Amerika atas Irak. Dua permintaan itu ditolak Mega. Alasannya menjaga perasaan Muslim Indonesia dan konstitusi. Penyerangan terhadap Irak bertentangan dengan konstitusi Indonesia.
Belakangan, pada tanggal 7 November 2022, Mega mengungkapkan telepon Bush itu dalam pertemuan zoom di pembukaan Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective yang diadakan di Gedung ANRI, Jakarta Selatan.
Bush berjata keoada Mega akan menyerang Irak secara kilat. Mega bertanya maksud dari serangan kita itu dan ada tidaknya persetujuan dari PBB.
"Yang namanya kilat itu satu jamkah, satu harikah, seminggukah, sebulankah?" tanya Mega. Bush bukannya menjawab pertanyaan Mega, tetapi malah memujinya. "Kamu itu kok pintar ya Mega."
Mega menanyakan hal itu karena ia perlu tahu dasar yang dipakai Amerika untuk menyerang Irak. Sementara, Indonesia memiliki konstitusi tang menentang penjajahan dan spirit Dasa Sila Bandung yang dicetuskan di Konferensi Asia Afrika 1955.
Tapi karena sebagai presiden Indonesia tidak mau mendukung serangan Amerika ke Irak, Bush lalu menuding Mega membela Presiden Irak Saddam Husein yang disebut Amerika sebagai pendukung terorisme.
Maka, Mega pun perlu menjekasksn posisinya. Yang ia bela adalah rakyat Irak yang akan menanggung akibat dari serangan Amerika itu. Sampai-sampai, Mega bertanya kepada Bush, apakah Bush sudah berdiskusi dengan ahli Islam di Amerika?
Cerita telepon Bush ini memperlihatkan kepada banga Indonesia mengenai isu terorisme di Indonesia. Teriakan radikal-radikul yang hingga kini masih bergaung itu seperti sebuah proyek. Tetapi, sikap PDIP menolak kehadiran Israel di Piala dunia U20 membuat banyak irang terkesiap. Jokowi yang memegang pemerintahan PDIP pun lantas dianggap tidak menjalankan prinsip politik luar negeri yang dipegang PDIP.
Priyantono Oemar