Lincak

Anekdot Orang Banjar, Kalimantan Selatan, Buang Hajat di Sungai WC-nya Hanyut Terbawa Arus

WC di sungai di Kalimantan Selatan dibuat di atas rangkaian batang bambu yang diikat. Biasanya, ada yang beratap ada pula yanag tidak (foto: priyantono oemar).
WC di sungai di Kalimantan Selatan dibuat di atas rangkaian batang bambu yang diikat. Biasanya, ada yang beratap ada pula yanag tidak (foto: priyantono oemar).

Orang Banjar diultimatum kerabatnya dari Jawa, jika tidak membuat WC di rumah, kerabatnya itu tak mau berkunjung lagi. Ia tak mau lagi mengalami buang hajat di sungai terbawa arus.

Anang Bingking memanfaatkan libur sekolah untuk pulang kampung. Wahyudinnor HM di buku anekdot Banjar, Anang Bingking Orang Banjar, saat pulang kampung itu, desanya sedang ditunjuk unuk mewakili kecamatan dalam lomba desa sehat.

Jufri, petugas kesehatan lingkungan dari Puskesmas aktif memberikan pengarahan kepada warga desa. Anang Bingking sering mendampinginya. Dalam sebuah musyawarah, Jufri bertanya kepada warga mengenai pengalaman buang hajat menggunakan jamban, tidak lagi buang hajat di sungai.

“Hidung kami menjadi lebih kebal terhadap bau busuk, Pak,” jawab seorang warga. Tawa berderai menyambutnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Keluarga saya yang di Banjarmasin menjadi lebih sering berkunjung ke desa ini Pak. Itu setelah kami membuat jamban keluarga di rumah. Dulunya dia tidak mau menginap di sini,” sahut yang lain.

Jufri pun penasaran. Tapi kemudian ia mendapat jawabannya setelah mendapat jawaban dari warga itu. Dia kapok buang air besardi sungai. Soalnya pantatnya pernah disambar iwak baung. Iwak baung adalah sebutan untuk ikan dukang.

Warga lain lain pun menyahut melontarkan pengalaman serupa. Ada yang menyebut, ada keluarganya dari Jawa datang, tapi kemudian bersumpah tidak akan datang lagi ke Kalimantan Selatan jika kerabat orang Jawa itu tidak membuat WC di rumah.

Ia memiliki pengalaman saat buang hajat di sungai, bambunya terbawa arus. Rupanya talinya putus. Jamban di sungai biasanya dibuat dari rangkaian batang bambu yang diikat dengan tali. Rangkaian batang bambu itu disebut batang saja. Di atas batang dibuatkan bilik kecil, bisa beratap bisa pula tidak, sebagai tempat buang hajat. Ia baru menyadari jika terbawa arus saat buang hajat ketika orang-orang berteriak ada batang hanyut. Ia tak mau kejadian itu terulang.

“Nah, ternyata memiliki jamban keluarga sendiri di rumah keuntungannya bukan dari segi kesehatan saja, melainkan tanpa kita sadari juga berpengaruh positif terhadap hubungan silaturahmi dengan keluarga kita yang berada di tempat lain,” kata Jufri.

Priyantono Oemar

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com