Sekapur Sirih

Menangguk Penghasilan dari Hal-hal Vulgar

Jamuan minum teh dari Ibu Negara Indonesia, Iriana Jokowi, untuk Ibu Negara Korsel, Kim Kun-hee. Penampilan dua ibu negara ini dihina oleh seorang pelawak melalui akun media sosial dengan narasi majikan-pembantu (Foto: tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden),
Jamuan minum teh dari Ibu Negara Indonesia, Iriana Jokowi, untuk Ibu Negara Korsel, Kim Kun-hee. Penampilan dua ibu negara ini dihina oleh seorang pelawak melalui akun media sosial dengan narasi majikan-pembantu (Foto: tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden),

Banyak pelawak bertahan dengan materi yang vulgar.

Hari-hari ini, banyak pelawak baru yang mencoba bertahan dengan materi vulgar. Ini sekaligus menandai tiadanya kontrol internal dalam menyampaikan sesuatu ke publik melalui akun-akun media sosial mereka. Di luar itu, ada pula orang-orang yang sengaja menangguk penghasilan dari hal-hal vulgar itu.

Bahkan ada yang sudah mengaku bertobat terhadap kehidupan kelamnya di masa lalu, tetapi setelah bertobat malah rajin mengungkap aib dengan penuh kevulgaran. Oohya?

Yang risih dengan tindakannya itu lantas meminta pemilik-pemilik podcast agar menyetop mengundang dia. Ada, memang, pemilik podcast yang mengatakan tak mungkin mengisi podcast-nya dengan hal-hal yang tidak berguna, tetapi masih ada yang senang menangguk penghasilan dengan mengisi podcast-nya dengan hal-hal tak berguna itu. Lebih memperhatikan capaian jumlah penonton daripada kegunaan isinya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pembuat konten di media daring tentu bersorak karena mendapat bahan konten dari podcast-podcast begitu. Karena ternyata ikut mendapat imbas dibaca banyak orang. Andai yang dibongkar itu aib pejabat yang selingkuh menggunakan uang rakyat, tentu akan sangat berguna bagi Indonesia.

Oohya! Yang terbaru, ada ilustrator komik yang mencoba dikenal orang lebih luas lagi dengan cara melawak, membicarakan ibu negara, tetapi dia melakukannya dengan cara melampaui batas-batas kesopanan. Ada banyak foto yang beredar terkait dengan kegiatan jamuan minum teh dua ibu negara itu di Bali. Tapi ia memilih foto mereka berdua yang sedang berdiri berdampingan, lalu ia beri narasi tentang majikan-pembantu.

Jika ia menguasai urusan etiket penyambutan tamu, ia bisa membahas jamuan minum tehnya. Jika ia menguasai tenun endek, ia bisa membahas tenun endek yang diperlihatkan Iriana kepada Kim. Jika ia menguasai alat musik sasando, ia bisa membahas alat musik dari NTT itu yang dipakai untuk memainkan lagu Korea di hadapan Kim dan Iriana. JIka ia memahami adibusana, ia bisa memberikan komentar tentang haute couture (adibusana) dari dua ibu negara itu. Itu tentu saja akan lebih berguna karena akan menambah wawasan banyak orang.

Tapi, ia hanyalah "pelawak" yang kekurangan bahan lawakan, sehingga penghinaan ia jadikan sebagai materi lawakannya.

Priyantono Oemar

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com